Pilihan Ada Pada Insan Sendiri
Disadur dari , edisi 26 Februari 2017
Baca: Wahyu 3:14-22
"Lihat, Aku bangun di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan tolong-menolong dengan dia, dan ia tolong-menolong dengan Aku." Wahyu 3:20
Orang bertanya-tanya, kalau Tuhan itu berkuasa mengapa Dia seperti membiarkan sakit-penyakit dan kesusahan menimpa semua orang? Mengapa Ia tidak pribadi menyembuhkan atau memberkati? Tentu saja Tuhan itu Mahakuasa, tetapi Dia hanya akan mengerjakan sesuatu dalam diri seseorang ketika orang itu mengijinkan Dia bekerja. Ada orang yang berbantah lagi, "Kalau Tuhan berkuasa, tentunya Ia sanggup melaksanakan segala sesuatu berdasarkan kehendak-Nya sendiri!" Dalam sekejap mata Tuhan niscaya sanggup untuk menyembuhkan, memberkati, menolong dan menyelamatkan setiap orang yang berdosa tanpa melalui proses pertobatan.
Tuhan tak ingin insan ciptaan-Nya itu menyerupai robot yang sanggup dijadikan apa saja. Sesungguhnya Tuhan sanggup saja memaksa setiap orang untuk bertobat dan menerima-Nya sebagai Juruselamat dalam hidupnya. Tetapi Tuhan memperlihatkan kepada setiap insan free will (kehendak bebas), sehingga insan memiliki hak untuk menentukan pilihannya sendiri. Manusia sanggup menentukan untuk mendapatkan Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidupnya, atau sebaliknya mereka melaksanakan menyerupai orang dunia lakukan ketika ini yaitu membenci, menghujat dan menolak Yesus Kristus. Tuhan Yesus hanya bangun di depan pintu hati setiap orang dan mengetuk. Jika kita mendengar suara-Nya dan membukakan pintu hati bagi-Nya, Dia kan masuk ke dalam kehidupan kita. Makara Tuhan tak pernah memaksa kita, walaupun sebetulnya Ia begitu ingin semua orang mendapatkan keselamatan abadi melalui iktikad percaya kepada-Nya, "...tetapi Ia sabar terhadap kamu, alasannya ialah Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat." (2 Petrus 3:9).
Bahkan sehabis seseorang bertobat dan lahir gres ia juga tak kehilangan kehendak bebasnya untuk menentukan taat kepada firman atau tidak taat. Yang harus disadari adalah, bahwa "...ketidaktaatan mendapat akhir yang setimpal," (Ibrani 2:2), sebaliknya kalau kita mau taat maka berkatlah yang menjadi bab hidup kita.
"...barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran;" Wahyu 22:11
Baca: Wahyu 3:14-22
"Lihat, Aku bangun di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan tolong-menolong dengan dia, dan ia tolong-menolong dengan Aku." Wahyu 3:20
Orang bertanya-tanya, kalau Tuhan itu berkuasa mengapa Dia seperti membiarkan sakit-penyakit dan kesusahan menimpa semua orang? Mengapa Ia tidak pribadi menyembuhkan atau memberkati? Tentu saja Tuhan itu Mahakuasa, tetapi Dia hanya akan mengerjakan sesuatu dalam diri seseorang ketika orang itu mengijinkan Dia bekerja. Ada orang yang berbantah lagi, "Kalau Tuhan berkuasa, tentunya Ia sanggup melaksanakan segala sesuatu berdasarkan kehendak-Nya sendiri!" Dalam sekejap mata Tuhan niscaya sanggup untuk menyembuhkan, memberkati, menolong dan menyelamatkan setiap orang yang berdosa tanpa melalui proses pertobatan.
Tuhan tak ingin insan ciptaan-Nya itu menyerupai robot yang sanggup dijadikan apa saja. Sesungguhnya Tuhan sanggup saja memaksa setiap orang untuk bertobat dan menerima-Nya sebagai Juruselamat dalam hidupnya. Tetapi Tuhan memperlihatkan kepada setiap insan free will (kehendak bebas), sehingga insan memiliki hak untuk menentukan pilihannya sendiri. Manusia sanggup menentukan untuk mendapatkan Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidupnya, atau sebaliknya mereka melaksanakan menyerupai orang dunia lakukan ketika ini yaitu membenci, menghujat dan menolak Yesus Kristus. Tuhan Yesus hanya bangun di depan pintu hati setiap orang dan mengetuk. Jika kita mendengar suara-Nya dan membukakan pintu hati bagi-Nya, Dia kan masuk ke dalam kehidupan kita. Makara Tuhan tak pernah memaksa kita, walaupun sebetulnya Ia begitu ingin semua orang mendapatkan keselamatan abadi melalui iktikad percaya kepada-Nya, "...tetapi Ia sabar terhadap kamu, alasannya ialah Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat." (2 Petrus 3:9).
Bahkan sehabis seseorang bertobat dan lahir gres ia juga tak kehilangan kehendak bebasnya untuk menentukan taat kepada firman atau tidak taat. Yang harus disadari adalah, bahwa "...ketidaktaatan mendapat akhir yang setimpal," (Ibrani 2:2), sebaliknya kalau kita mau taat maka berkatlah yang menjadi bab hidup kita.
"...barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran;" Wahyu 22:11