Rencana Yang Kuasa Di Setiap Isu Terkini Kehidupan
Disadur dari , edisi 30 Oktober 2017
Baca: Pengkhotbah 3:1-15
"Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya." Pengkhotbah 3:1
Perjalanan hidup insan di muka bumi ini melewati demam isu demi musim. Di setiap demam isu yang ada kita niscaya dihadapkan pada tantangan demi tantangan. Tidak ada kasus yang perlu ditakutkan di setiap musimnya asal kita selalu melibatkan Tuhan dan mengandalkan-Nya, lantaran di segala demam isu hidup ini Tuhan mempunyai rencana yang indah. Kaprikornus semua yang terjadi dan kita alami tidaklah kebetulan.
Dalam hidup ini ada demam isu untuk menabur dan ada demam isu untuk menuai. Ketika demam isu menabur tiba, hal pertama yang dilakukan oleh petani ialah menggemburkan tanah, menyingkirkan batu, kerikil-kerikil, gulma atau segala sesuatu yang sanggup menghambat pertumbuhan suatu benih tanaman. Selanjutnya barulah melepaskan benih. Saat melepaskan benih untuk ditanam, kita mungkin merasa kehilangan. "Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, dia tetap satu biji saja; tetapi jikalau dia mati, dia akan menghasilkan banyak buah." (Yohanes 12:24). Untuk menantikan benih itu tumbuh dan berbuah kita harus sabar menanti, jangan sekali-kali menempuh jalan pintas. "...apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, alasannya itu sungguh-sungguh akan tiba dan tidak akan bertangguh." (Habakuk 2:3). Di dalam kekristenan tidak ada istilah jalan pintas, semuanya membutuhkan proses. Meski punya kesempatan untuk mempercepat langkahnya menjadi raja atas Israel, Daud tetap sabar dan tidak memaksakan waktu Tuhan (baca 1 Samuel 24:5-8), lantaran dia percaya bahwa "Ia menciptakan segala sesuatu indah pada waktunya," (Pengkhotbah 3:11).
Masa menunggu ialah masa yang sangat rawan terhadap segala godaan. Terkadang kita tidak bisa menahan pengecap untuk memperkatakan hal-hal yang negatif. Begitu pula indera pendengaran kita seringkali termakan untuk mendengar apa kata orang sehingga kita menjadi lemah dan putus asa. Tetaplah fokus dan firman Tuhan dan jangan sekali-kali menuruti nasihat orang fasik atau mengikuti cara-cara dunia. Kalau kita bisa bertahan menjalani proses, maka pada demam isu menuai tiba jerih lelah kita akan terbayar.
"Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai." Mazmur 126:5
Baca: Pengkhotbah 3:1-15
"Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya." Pengkhotbah 3:1
Perjalanan hidup insan di muka bumi ini melewati demam isu demi musim. Di setiap demam isu yang ada kita niscaya dihadapkan pada tantangan demi tantangan. Tidak ada kasus yang perlu ditakutkan di setiap musimnya asal kita selalu melibatkan Tuhan dan mengandalkan-Nya, lantaran di segala demam isu hidup ini Tuhan mempunyai rencana yang indah. Kaprikornus semua yang terjadi dan kita alami tidaklah kebetulan.
Dalam hidup ini ada demam isu untuk menabur dan ada demam isu untuk menuai. Ketika demam isu menabur tiba, hal pertama yang dilakukan oleh petani ialah menggemburkan tanah, menyingkirkan batu, kerikil-kerikil, gulma atau segala sesuatu yang sanggup menghambat pertumbuhan suatu benih tanaman. Selanjutnya barulah melepaskan benih. Saat melepaskan benih untuk ditanam, kita mungkin merasa kehilangan. "Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, dia tetap satu biji saja; tetapi jikalau dia mati, dia akan menghasilkan banyak buah." (Yohanes 12:24). Untuk menantikan benih itu tumbuh dan berbuah kita harus sabar menanti, jangan sekali-kali menempuh jalan pintas. "...apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, alasannya itu sungguh-sungguh akan tiba dan tidak akan bertangguh." (Habakuk 2:3). Di dalam kekristenan tidak ada istilah jalan pintas, semuanya membutuhkan proses. Meski punya kesempatan untuk mempercepat langkahnya menjadi raja atas Israel, Daud tetap sabar dan tidak memaksakan waktu Tuhan (baca 1 Samuel 24:5-8), lantaran dia percaya bahwa "Ia menciptakan segala sesuatu indah pada waktunya," (Pengkhotbah 3:11).
Masa menunggu ialah masa yang sangat rawan terhadap segala godaan. Terkadang kita tidak bisa menahan pengecap untuk memperkatakan hal-hal yang negatif. Begitu pula indera pendengaran kita seringkali termakan untuk mendengar apa kata orang sehingga kita menjadi lemah dan putus asa. Tetaplah fokus dan firman Tuhan dan jangan sekali-kali menuruti nasihat orang fasik atau mengikuti cara-cara dunia. Kalau kita bisa bertahan menjalani proses, maka pada demam isu menuai tiba jerih lelah kita akan terbayar.
"Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai." Mazmur 126:5