Kekuatan Di Tengah Gejolak Dunia

Disadur dari , edisi 5 November 2015

Baca:  Mazmur 46:1-12

"Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia memperdengarkan suara-Nya, dan bumipun hancur. TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub."  Mazmur 46:7-8

Coba perhatikan keadaan dunia ketika ini... unpredictable!  Keadaan ekonomi, cuaca/iklim yang superekstrem dan sektor-sektor lain dalam kehidupan ini gampang sekali berubah dan tergoncang.  Ya, dunia memang sedang digoncang!  Tuhan berkata,  "...Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, maritim dan darat; Aku akan menggoncangkan segala bangsa,..."  (Hagai 2:7-8).  Bahkan apa yang disampaikan oleh pemazmur bahwa bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, ketika ini benar-benar terjadi.

     Dunia boleh saja bergejolak dan bergoncang,  "...sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya."  (Mazmur 46:3-4), namun sebagai orang percaya kita harus tetap memegang teguh kesepakatan firman Tuhan bahwa  "...kita mendapatkan kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah berdasarkan cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut."  (Ibrani 12:28).  Di tengah gejolak hidup seringkali kita melaksanakan tindakan  'tarik ulur'  dengan Tuhan:  suatu ketika menyerahkan semua duduk kasus kepada Tuhan, tapi begitu sumbangan Tuhan tampaknya berlambat kita pun menarik kembali semua duduk kasus itu dan berusaha mengatasinya dengan kekuatan sendiri.  Akibatnya kita tetap saja hidup dalam ketakutan dan kekuatiran.  Maka supaya besar lengan berkuasa menghadapi gejolak dunia kita harus memperkokoh fondasi di setiap area kehidupan kita.  Fondasi itu ialah firman Tuhan.  "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."  (Matius 24:35).

     Ketika seseorang tinggal di dalam firman-Nya ia ibarat rumah yang dibangun di atas dasar yang teguh.  "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, kemudian angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh alasannya ialah didirikan di atas batu."  (Matius 7:24-25).

Inilah kesepakatan Tuhan Yesus:  "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."  Ibrani 13:5