Hal Pemimpin: Pentingnya Keteladanan Hidup
Disadur dari , edisi 15 Desember 2015
Baca: Matius 20:20-28
"Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka." Matius 20:25
Di dunia ini banyak pemimpin yang memergunakan kekuasaannya untuk menguasai dan melaksanakan tindakan semena-mena terhadap bawahan. Apa pun perintah dan kehendaknya, suka tidak suka, mau tidak mau harus ditaati oleh bawahan oleh pengikutnya alasannya ia merasa punya kuasa atau kedudukan tinggi. Tetapi ada satu hal yang sering dilupakan dan diabaikan oleh pemimpin yaitu keteladanan hidup. Sungguh, dunia sedang mengalami krisis keteladanan. Dunia berprinsip bahwa pemimpin haruslah pemerintah dan dilayani. Prinsip itu sangat bertolak belakang dengan prinsip yang diajarkan Tuhan Yesus.
Pemimpin yang baik yaitu pemimpin yang bisa memperlihatkan tumpuan hidup. Dalam hal ini Tuhan Yesus bukan hanya sekedar mengajar bagaimana seharusnya menjadi seorang pemimpin yang baik, tapi Ia juga memperlihatkan satu tumpuan hidup. Keteladanan yang diberikan melalui perbuatan kasatmata akan jauh lebih bermakna dibandingkan dengan berjuta-juta kata. Tuhan Yesus berkata, "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama ibarat Anak Manusia tiba bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memperlihatkan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:26-28). Pemimpin yang baik yaitu pemimpin yang mempunyai hati hamba, mau melayani dan bukan hanya semata-mata dilayani. Inilah kepemimpinan yang berdampak! Kenneth Blanchard, seorang penulis populer Amerika mengatakan: "Kunci dari kepemimpinan yang sukses yaitu pengaruh, bukan wewenang." Pengaruh di sini berbicara perihal keteladanan hidup, bagaimana seorang pemimpin bisa menjadi berkat dan kesaksian yang baik, menjadi panutan bagi bawahan atau pengikutnya.
Yesus memperlihatkan tumpuan kepemimpinan dengan memperlihatkan tumpuan hidup, yaitu melayani dan bukan untuk dilayani, bahkan rela mengorbankan nyawa-Nya.
Teladan hidup akan lebih berdampak ketimbang banyak bicara, tanpa disuruh pun banyak orang niscaya akan mengikuti jejaknya!
Baca: Matius 20:20-28
"Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka." Matius 20:25
Di dunia ini banyak pemimpin yang memergunakan kekuasaannya untuk menguasai dan melaksanakan tindakan semena-mena terhadap bawahan. Apa pun perintah dan kehendaknya, suka tidak suka, mau tidak mau harus ditaati oleh bawahan oleh pengikutnya alasannya ia merasa punya kuasa atau kedudukan tinggi. Tetapi ada satu hal yang sering dilupakan dan diabaikan oleh pemimpin yaitu keteladanan hidup. Sungguh, dunia sedang mengalami krisis keteladanan. Dunia berprinsip bahwa pemimpin haruslah pemerintah dan dilayani. Prinsip itu sangat bertolak belakang dengan prinsip yang diajarkan Tuhan Yesus.
Pemimpin yang baik yaitu pemimpin yang bisa memperlihatkan tumpuan hidup. Dalam hal ini Tuhan Yesus bukan hanya sekedar mengajar bagaimana seharusnya menjadi seorang pemimpin yang baik, tapi Ia juga memperlihatkan satu tumpuan hidup. Keteladanan yang diberikan melalui perbuatan kasatmata akan jauh lebih bermakna dibandingkan dengan berjuta-juta kata. Tuhan Yesus berkata, "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama ibarat Anak Manusia tiba bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memperlihatkan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:26-28). Pemimpin yang baik yaitu pemimpin yang mempunyai hati hamba, mau melayani dan bukan hanya semata-mata dilayani. Inilah kepemimpinan yang berdampak! Kenneth Blanchard, seorang penulis populer Amerika mengatakan: "Kunci dari kepemimpinan yang sukses yaitu pengaruh, bukan wewenang." Pengaruh di sini berbicara perihal keteladanan hidup, bagaimana seorang pemimpin bisa menjadi berkat dan kesaksian yang baik, menjadi panutan bagi bawahan atau pengikutnya.
Yesus memperlihatkan tumpuan kepemimpinan dengan memperlihatkan tumpuan hidup, yaitu melayani dan bukan untuk dilayani, bahkan rela mengorbankan nyawa-Nya.
Teladan hidup akan lebih berdampak ketimbang banyak bicara, tanpa disuruh pun banyak orang niscaya akan mengikuti jejaknya!