Murid Sejati: Hidup Menjadi Kesaksian
Disadur dari , edisi 10 Agustus 2015
Baca: Kisah Para Rasul 9:36-42
"Di Yope ada seorang murid wanita berjulukan Tabita--dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu aneka macam berbuat baik dan memberi sedekah." Kisah 9:36
Dalam Kisah Para Rasul ini sebutan murid atau disciple secara khusus ditujukan kepada orang percaya atau pengikut Kristus yang menunjukkan abjad tertentu, yaitu mempunyai atau menunjukkan sifat atau abjad ibarat Kristus. Dengan kata lain orang yang mengaku diri sebagai pengikut Kristus tapi tidak menunjukkan kualitas hidup ibarat Kristus belum layak disebut murid Kristus.
Tabita, yang dalam bahasa Yunani Dorkas, disebut sebagai murid Kristus oleh lantaran sudah menunjukkan suatu kehidupan yang bisa menjadi kesaksian bagi orang lain. "Perempuan itu aneka macam berbuat baik dan memberi sedekah." (ayat nas). Melalui perbuatan-perbuatan baik dan pengabdiannya untuk pelayanan kasih, identitas Tabita pun terbaca oleh semua orang. Hidup yang menjadi kesaksian yang baik bagi banyak orang itulah yang menjadi kehendak Tuhan, sebab "...kamu yaitu surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia." (2 Korintus 3:3). Kita ini yaitu surat-surat Kristus yang terbuka dan dibaca oleh semua orang.
Hidup kita akan menjadi kesaksian bagi orang lain apabila kita "...terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat," (Kisah 6:3). Kalimat terkenal baik artinya harus mempunyai reputasi yang baik, bukan hanya di mata insan tapi juga di hadapan Tuhan. "Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar," (Amsal 22:1). Jangan hingga kita hanya tampak baik, alim dan suci ketika berada di dalam gedung gereja, sementara di luar ketika berada di tengah-tengah masyarakat, kita kembali hidup sebagai insan lama: egois, mementingkan diri sendiri dan sama sekali tidak punya kasih. Seorang murid Kristus sejati harus mempunyai kasih, kemurahan hati, dan tenggang rasa tinggi terhadap keadaan sekitarnya yang kesemuanya diwujudkan dalam tindakan nyata, sehingga orang-orang dunia sanggup membaca dan menemukan identitas kita lantaran kita mempunyai kehidupan yang berbeda. Akhirnya nama Tuhan dipermuliakan melalui kehidupan kita.
"Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang." Filipi 4:5
Baca: Kisah Para Rasul 9:36-42
"Di Yope ada seorang murid wanita berjulukan Tabita--dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu aneka macam berbuat baik dan memberi sedekah." Kisah 9:36
Dalam Kisah Para Rasul ini sebutan murid atau disciple secara khusus ditujukan kepada orang percaya atau pengikut Kristus yang menunjukkan abjad tertentu, yaitu mempunyai atau menunjukkan sifat atau abjad ibarat Kristus. Dengan kata lain orang yang mengaku diri sebagai pengikut Kristus tapi tidak menunjukkan kualitas hidup ibarat Kristus belum layak disebut murid Kristus.
Tabita, yang dalam bahasa Yunani Dorkas, disebut sebagai murid Kristus oleh lantaran sudah menunjukkan suatu kehidupan yang bisa menjadi kesaksian bagi orang lain. "Perempuan itu aneka macam berbuat baik dan memberi sedekah." (ayat nas). Melalui perbuatan-perbuatan baik dan pengabdiannya untuk pelayanan kasih, identitas Tabita pun terbaca oleh semua orang. Hidup yang menjadi kesaksian yang baik bagi banyak orang itulah yang menjadi kehendak Tuhan, sebab "...kamu yaitu surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia." (2 Korintus 3:3). Kita ini yaitu surat-surat Kristus yang terbuka dan dibaca oleh semua orang.
Hidup kita akan menjadi kesaksian bagi orang lain apabila kita "...terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat," (Kisah 6:3). Kalimat terkenal baik artinya harus mempunyai reputasi yang baik, bukan hanya di mata insan tapi juga di hadapan Tuhan. "Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar," (Amsal 22:1). Jangan hingga kita hanya tampak baik, alim dan suci ketika berada di dalam gedung gereja, sementara di luar ketika berada di tengah-tengah masyarakat, kita kembali hidup sebagai insan lama: egois, mementingkan diri sendiri dan sama sekali tidak punya kasih. Seorang murid Kristus sejati harus mempunyai kasih, kemurahan hati, dan tenggang rasa tinggi terhadap keadaan sekitarnya yang kesemuanya diwujudkan dalam tindakan nyata, sehingga orang-orang dunia sanggup membaca dan menemukan identitas kita lantaran kita mempunyai kehidupan yang berbeda. Akhirnya nama Tuhan dipermuliakan melalui kehidupan kita.
"Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang." Filipi 4:5