Pertobatan: Seumur Hidup Kita (2)
Disadur dari , edisi 22 Agustus 2015
Baca: Lukas 5:27-32
"Aku tiba bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, agar mereka bertobat." Lukas 5:32
Kepada jemaat di Filipi rasul Paulus menasihati demikian: "Hendaklah kau dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus," (Filipi 2:5).
Orang yang benar-benar bertobat mempunyai pikiran Kristus (baca 1 Korintus 2:16). Ketika kita menaruh pikiran yang terdapat juga dalam Kristus maka pikiran kita akan senantiasa diperbaharui dan semakin selaras dengan kehendak-Nya. Perasaan (hati): segala perkataan dan perbuatan seseorang bersumber dari hati. Jika hati kita higienis secara otomatis akan berdampak terhadap perkataan dan juga perbuatan kita. Karena itu Daud selalu berdoa kepada Tuhan, "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah saya dan kenallah pikiran-pikiranku;" (Mazmur 139:230). Kehendak: kesadaran akan kesalahan harus diikuti dengan kehendak untuk berbalik dan bertobat. Itulah yang disebut kepekaan rohani! Kita akan semakin peka apabila kita mau berproses, sehingga pancaindera kita makin terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
Pertobatan harus dilakukan seumur hidup, lantaran adakalanya sehabis bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus kita sanggup terjatuh lagi ke dalam dosa secara tidak sengaja. Bahkan masih banyak pula orang Nasrani yang melaksanakan perbuatan dosa secara sembunyi-sembunyi. "Sebab jikalau mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka karenanya keadaan mereka lebih jelek dari pada yang semula." (2 Petrus 2:20). Ada tertulis: "Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi." (Amsal 28:13). Selama pintu anugerah masih terbuka dan kita masih beroleh waktu dan kesempatan mari pergunakan sebaik mungkin untuk hidup dalam pertobatan.
"Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah yakni menuntun engkau kepada pertobatan?" (Roma 2:4), lantaran itu, jangan disia-siakan dan mengeraskan hati!
Baca: Lukas 5:27-32
"Aku tiba bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, agar mereka bertobat." Lukas 5:32
Kepada jemaat di Filipi rasul Paulus menasihati demikian: "Hendaklah kau dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus," (Filipi 2:5).
Orang yang benar-benar bertobat mempunyai pikiran Kristus (baca 1 Korintus 2:16). Ketika kita menaruh pikiran yang terdapat juga dalam Kristus maka pikiran kita akan senantiasa diperbaharui dan semakin selaras dengan kehendak-Nya. Perasaan (hati): segala perkataan dan perbuatan seseorang bersumber dari hati. Jika hati kita higienis secara otomatis akan berdampak terhadap perkataan dan juga perbuatan kita. Karena itu Daud selalu berdoa kepada Tuhan, "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah saya dan kenallah pikiran-pikiranku;" (Mazmur 139:230). Kehendak: kesadaran akan kesalahan harus diikuti dengan kehendak untuk berbalik dan bertobat. Itulah yang disebut kepekaan rohani! Kita akan semakin peka apabila kita mau berproses, sehingga pancaindera kita makin terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
Pertobatan harus dilakukan seumur hidup, lantaran adakalanya sehabis bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus kita sanggup terjatuh lagi ke dalam dosa secara tidak sengaja. Bahkan masih banyak pula orang Nasrani yang melaksanakan perbuatan dosa secara sembunyi-sembunyi. "Sebab jikalau mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka karenanya keadaan mereka lebih jelek dari pada yang semula." (2 Petrus 2:20). Ada tertulis: "Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi." (Amsal 28:13). Selama pintu anugerah masih terbuka dan kita masih beroleh waktu dan kesempatan mari pergunakan sebaik mungkin untuk hidup dalam pertobatan.
"Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah yakni menuntun engkau kepada pertobatan?" (Roma 2:4), lantaran itu, jangan disia-siakan dan mengeraskan hati!