Belajar Rendah Hati
Disadur dari , edisi 3 Juni 2019
Baca: Markus 1:1-8
"Sesudah saya akan tiba Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun saya tidak layak." Markus 1:7
Yohanes Pembaptis yakni seorang pemberita Injil yang berpenampilan sangat sederhana tapi berani. Dengan bunyi yang sangat lantang dia menyerukan pertobatan dan mengingatkan kepada semua orang bahwa Kerajaan Sorga sudah dekat. Bibel menyatakan bahwa Yohanes Pembaptis disebut sebagai pembuka jalan bagi Kristus. Meski demikian dia sama sekali tak merasa diri sebagai orang penting atau berpengaruh. Dengan jujur dia mengakui bahwa Kristus lebih berkuasa dari padanya (ayat nas). Dengan kata lain dia selalu mengarahkan orang kepada Kristus dan bukan kepada dirinya sendiri: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia." (Yohanes 1:29), artinya dia mengatakan kepada semua orang siapa bergotong-royong yang harus mereka ikuti dan sembah. Hanya Kristus yang layak untuk mendapatkan segala kemuliaan, hormat dan pujian!
Yohanes Pembaptis sangat meninggikan Kristus dan meletakkan dirinya jauh di bawah Dia, dengan berkata bahwa "Ia harus makin besar, tetapi saya harus makin kecil." (Yohanes 3:30). Bahkan dia mengakui bahwa untuk membuka kasut Kristus saja dia tidaklah layak (ayat nas). Ini yakni pernyataan yang luar biasa! Membuka kasut yakni kiprah dari seorang hamba yang paling rendah dan terhina. Dalam hal ini Yohanes Pembaptis menempatkan dirinya lebih rendah dari seorang hamba yang terendah sekalipun di hadapan Kristus. Pernyataan Yohanes Pembaptis ini menjadi suatu peringatan dan teguran keras bagi orang percaya, terlebih-lebih kita yang sudah melayani pekerjaan Tuhan. Sesungguhnya tak ada yang patut dibanggakan dari diri kita ini, selain Kristus.
Jika ketika ini kita dipercaya untuk melayani Tuhan itu bukan sebab kuat dan gagah kita, tapi semata-mata sebab anugerah-Nya. Kita semua ditantang untuk memiliki kerendahan hati menyerupai yang dimiliki oleh Yohanes Pembaptis. Orang yang rendah hati yakni orang yang tidak menganggap diri paling hebat, paling pintar, paling kaya dan sebagainya. Betapa banyak pelayan Tuhan atau hamba Tuhan yang membusungkan dada sebab merasa diri lebih rohani, lebih hebat, penuh bakat dan karunia, makin dikenal, dan digunakan Tuhan secara luar biasa. Akhirnya diri sendiri lah yang dikedepankan.
Tuhan menyayangi orang yang rendah hati dan benci terhadap orang yang tinggi hati!
Baca: Markus 1:1-8
"Sesudah saya akan tiba Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun saya tidak layak." Markus 1:7
Yohanes Pembaptis yakni seorang pemberita Injil yang berpenampilan sangat sederhana tapi berani. Dengan bunyi yang sangat lantang dia menyerukan pertobatan dan mengingatkan kepada semua orang bahwa Kerajaan Sorga sudah dekat. Bibel menyatakan bahwa Yohanes Pembaptis disebut sebagai pembuka jalan bagi Kristus. Meski demikian dia sama sekali tak merasa diri sebagai orang penting atau berpengaruh. Dengan jujur dia mengakui bahwa Kristus lebih berkuasa dari padanya (ayat nas). Dengan kata lain dia selalu mengarahkan orang kepada Kristus dan bukan kepada dirinya sendiri: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia." (Yohanes 1:29), artinya dia mengatakan kepada semua orang siapa bergotong-royong yang harus mereka ikuti dan sembah. Hanya Kristus yang layak untuk mendapatkan segala kemuliaan, hormat dan pujian!
Yohanes Pembaptis sangat meninggikan Kristus dan meletakkan dirinya jauh di bawah Dia, dengan berkata bahwa "Ia harus makin besar, tetapi saya harus makin kecil." (Yohanes 3:30). Bahkan dia mengakui bahwa untuk membuka kasut Kristus saja dia tidaklah layak (ayat nas). Ini yakni pernyataan yang luar biasa! Membuka kasut yakni kiprah dari seorang hamba yang paling rendah dan terhina. Dalam hal ini Yohanes Pembaptis menempatkan dirinya lebih rendah dari seorang hamba yang terendah sekalipun di hadapan Kristus. Pernyataan Yohanes Pembaptis ini menjadi suatu peringatan dan teguran keras bagi orang percaya, terlebih-lebih kita yang sudah melayani pekerjaan Tuhan. Sesungguhnya tak ada yang patut dibanggakan dari diri kita ini, selain Kristus.
Jika ketika ini kita dipercaya untuk melayani Tuhan itu bukan sebab kuat dan gagah kita, tapi semata-mata sebab anugerah-Nya. Kita semua ditantang untuk memiliki kerendahan hati menyerupai yang dimiliki oleh Yohanes Pembaptis. Orang yang rendah hati yakni orang yang tidak menganggap diri paling hebat, paling pintar, paling kaya dan sebagainya. Betapa banyak pelayan Tuhan atau hamba Tuhan yang membusungkan dada sebab merasa diri lebih rohani, lebih hebat, penuh bakat dan karunia, makin dikenal, dan digunakan Tuhan secara luar biasa. Akhirnya diri sendiri lah yang dikedepankan.
Tuhan menyayangi orang yang rendah hati dan benci terhadap orang yang tinggi hati!