Tuhan Mampu Memulihkan Keadaanmu
Disadur dari , edisi 14 Juni 2019
Baca: 1 Raja-Raja 19:1-8
"Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, alasannya ialah saya ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." 1 Raja-Raja 19:4b
Semua orang tanpa terkecuali niscaya pernah mengalami tekanan dalam hidupnya. Karena beratnya problem yang harus dihadapi, orang menjadi sangat tertekan, bahkan ada yang hingga mengalami depresi, lupa bahwa di dalam Kristus selalu ada harapan. Depresi ialah suatu kondisi medis berupa perasaan murung yang berdampak negatif terhadap pikiran, tindakan, perasaan dan kesehatan mental seseorang; gangguan jiwa pada seseorang yang ditandai dengan perasaan yang merosot (seperti muram, sedih, perasaan tertekan). Biasanya orang yang mengalami depresi cenderung berpikir bahwa dirinya tak mempunyai kegunaan atau berharga lagi, penuh kegagalan tanpa adanya suatu impian gres yang memungkinkan beliau berdiri kembali.
Orang Nasrani yang sungguh-sungguh pun sanggup terjangkit penyakit ini. Bahkan salah satu tokoh besar di Injil juga ada yang mengalami depresi hingga meminta mati. Ialah Elia, yang bukanlah orang biasa-biasa saja, namun telah digunakan Tuhan untuk menyatakan mujizat kepada seorang janda di Sarfat, bahkan ia juga bisa mengalahkan nabi-nabi Baal yang berjumlah 450 orang. Luar biasa! Namun ketika mendengar bahaya dari Izebel, wanita yang hendak membunuhnya, Elia mengalami ketakutan yang luar biasa, "...dan pergi menyelamatkan nyawanya..." (1 Raja-Raja 19:3a). Pada ketika itu Elia benar-benar mengalami kelelahan fisik dan mental, yang membuatnya merasa tak mempunyai kegunaan lagi untuk hidup... ia putus asa.
Tuhan memperhatikan dan mengerti benar apa yang Elia alami dan rasakan, lantaran itu Ia menciptakan hamba-Nya itu beristirahat. Lalu Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk melayani Elia. "Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh beliau serta berkata kepadanya: 'Bangunlah, makanlah!'" (1 Raja-Raja 19:5). Eelia mendapati ada roti bakar dan sebuah kendi yang berisi air. Setelah makan Elia berbaring lagi, tapi Tuhan memerintahkan beliau untuk bangun dan melanjutkan perjalanannya ke gunung Horeb dengan menempuh perjalanan selama 40 hari 40 malam.
Di dalam Tuhan selalu ada kekuatan dan impian baru! Kaena itu jangan gampang berputus asa.
Baca: 1 Raja-Raja 19:1-8
"Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, alasannya ialah saya ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." 1 Raja-Raja 19:4b
Semua orang tanpa terkecuali niscaya pernah mengalami tekanan dalam hidupnya. Karena beratnya problem yang harus dihadapi, orang menjadi sangat tertekan, bahkan ada yang hingga mengalami depresi, lupa bahwa di dalam Kristus selalu ada harapan. Depresi ialah suatu kondisi medis berupa perasaan murung yang berdampak negatif terhadap pikiran, tindakan, perasaan dan kesehatan mental seseorang; gangguan jiwa pada seseorang yang ditandai dengan perasaan yang merosot (seperti muram, sedih, perasaan tertekan). Biasanya orang yang mengalami depresi cenderung berpikir bahwa dirinya tak mempunyai kegunaan atau berharga lagi, penuh kegagalan tanpa adanya suatu impian gres yang memungkinkan beliau berdiri kembali.
Orang Nasrani yang sungguh-sungguh pun sanggup terjangkit penyakit ini. Bahkan salah satu tokoh besar di Injil juga ada yang mengalami depresi hingga meminta mati. Ialah Elia, yang bukanlah orang biasa-biasa saja, namun telah digunakan Tuhan untuk menyatakan mujizat kepada seorang janda di Sarfat, bahkan ia juga bisa mengalahkan nabi-nabi Baal yang berjumlah 450 orang. Luar biasa! Namun ketika mendengar bahaya dari Izebel, wanita yang hendak membunuhnya, Elia mengalami ketakutan yang luar biasa, "...dan pergi menyelamatkan nyawanya..." (1 Raja-Raja 19:3a). Pada ketika itu Elia benar-benar mengalami kelelahan fisik dan mental, yang membuatnya merasa tak mempunyai kegunaan lagi untuk hidup... ia putus asa.
Tuhan memperhatikan dan mengerti benar apa yang Elia alami dan rasakan, lantaran itu Ia menciptakan hamba-Nya itu beristirahat. Lalu Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk melayani Elia. "Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh beliau serta berkata kepadanya: 'Bangunlah, makanlah!'" (1 Raja-Raja 19:5). Eelia mendapati ada roti bakar dan sebuah kendi yang berisi air. Setelah makan Elia berbaring lagi, tapi Tuhan memerintahkan beliau untuk bangun dan melanjutkan perjalanannya ke gunung Horeb dengan menempuh perjalanan selama 40 hari 40 malam.
Di dalam Tuhan selalu ada kekuatan dan impian baru! Kaena itu jangan gampang berputus asa.