Berlimpah Kekayaan Tak Salah
Disadur dari , edisi 21 Agustus 2018
Baca: Yakobus 5:1-6
"Dalam kemewahan kau telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kau telah memuaskan hatimu sama menyerupai pada hari penyembelihan." Yakobus 5:5
Banyak orang Katolik sering salah dalam menafsirkan ayat firman Tuhan di atas. Mereka berpikir bahwa orang Katolik dilarang hidup dalam kemewahan, dalam arti kaya dan berkelimpahan. Anggapannya kemewahan selalu identik dengan keduniawian dan tidak rohani. Perhatikan!
"Dalam kemewahan kau telah hidup dan berfoya-foya di bumi..." Jadi, 'berfoya-foya' dalam kemewahan inilah yang tidak dikehendaki oleh Tuhan. Tetapi apabila kemewahan atau harta yang berlimpah itu dipergunakan untuk menggenapi rencana Tuhan, yaitu diberkati untuk memberkati, atau dipergunakan untuk kemuliaan nama Tuhan, maka kemewahan ini tak ada salahnya.
Banyak tokoh di Bibel yang diberkati Tuhan dengan limpahnya, tapi mereka hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Salah satu misalnya yaitu Abraham. Tuhan memberkati Abraham dengan satu tujuan semoga hidup Abraham menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. "Aku akan menciptakan engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta menciptakan namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat." (Kejadian 12:2). Kita sanggup mempergunakan harta kekayaan kita untuk memuliakan Tuhan. "Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh hingga melimpah-limpah, dan baskom pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya." (Amsal 3:9-10).
Peringatan untuk tidak berfoya-foya dalam kemewahan tidak terbatas dalam lingkup sempit, termasuk perbuatan kejam terhadap orang yang tak berdaya. "Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak sanggup melawan kamu." (Yakobus 5:6). Bukankah banyak orang kaya memperdaya dan 'membunuh' orang benar yang lemah ekonominya? "Jadi kini hai kau orang-orang kaya, menangislah dan merataplah...Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, sebab upah yang kau tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah hingga ke pendengaran Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu." (Yakobus 5:1, 4).
Tuhan memberkati kita semoga dengan berkat itu kita menjadi terusan berkat, bukan untuk berfoya-foya dan kesenangan pribadi!
Baca: Yakobus 5:1-6
"Dalam kemewahan kau telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kau telah memuaskan hatimu sama menyerupai pada hari penyembelihan." Yakobus 5:5
Banyak orang Katolik sering salah dalam menafsirkan ayat firman Tuhan di atas. Mereka berpikir bahwa orang Katolik dilarang hidup dalam kemewahan, dalam arti kaya dan berkelimpahan. Anggapannya kemewahan selalu identik dengan keduniawian dan tidak rohani. Perhatikan!
"Dalam kemewahan kau telah hidup dan berfoya-foya di bumi..." Jadi, 'berfoya-foya' dalam kemewahan inilah yang tidak dikehendaki oleh Tuhan. Tetapi apabila kemewahan atau harta yang berlimpah itu dipergunakan untuk menggenapi rencana Tuhan, yaitu diberkati untuk memberkati, atau dipergunakan untuk kemuliaan nama Tuhan, maka kemewahan ini tak ada salahnya.
Banyak tokoh di Bibel yang diberkati Tuhan dengan limpahnya, tapi mereka hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Salah satu misalnya yaitu Abraham. Tuhan memberkati Abraham dengan satu tujuan semoga hidup Abraham menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. "Aku akan menciptakan engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta menciptakan namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat." (Kejadian 12:2). Kita sanggup mempergunakan harta kekayaan kita untuk memuliakan Tuhan. "Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh hingga melimpah-limpah, dan baskom pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya." (Amsal 3:9-10).
Peringatan untuk tidak berfoya-foya dalam kemewahan tidak terbatas dalam lingkup sempit, termasuk perbuatan kejam terhadap orang yang tak berdaya. "Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak sanggup melawan kamu." (Yakobus 5:6). Bukankah banyak orang kaya memperdaya dan 'membunuh' orang benar yang lemah ekonominya? "Jadi kini hai kau orang-orang kaya, menangislah dan merataplah...Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, sebab upah yang kau tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah hingga ke pendengaran Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu." (Yakobus 5:1, 4).
Tuhan memberkati kita semoga dengan berkat itu kita menjadi terusan berkat, bukan untuk berfoya-foya dan kesenangan pribadi!