Kesempatan Kedua

Disadur dari , edisi 1 September 2018

Baca:  Yeremia 1:4-19

"Firman TUHAN tiba kepadaku untuk kedua kalinya, bunyinya: 'Apakah yang kaulihat?' Jawabku: 'Aku melihat sebuah periuk yang mendidih; datangnya dari sebelah utara.'"  Yeremia 1:13

Hari ini kita sedang membuka lembaran gres di  'buku harian'  kita di bulan September.  Hari gres takkan membawa sesuatu yang gres dan hanya sebatas tanggal di kalender saja yang berubah angkanya, jikalau dari pihak kita tak mau menciptakan perubahan hidup.  Bisa saja kita membangun rumah gres yang megah, lengkap dengan perabotnya yang serba baru, tata rambut baru, atau baju-baju dengan desain yang gres untuk mencari penampilan baru, namun semuanya itu takkan berarti apa-apa, apabila yang diperbaharui hanyalah sebatas kulit luar, sedangkan yang bagian  'dalam'  hati kita tak diperbaharui.

     Tak banyak orang menyadari bahwa satu-satunya jalan untuk memperoleh pembaharuan hidup ialah semakin mendekat kepada Kristus, alasannya ialah Dialah Tuhan yang sanggup mengubah suatu kehidupan yang tak berarti menjadi berarti, yang tak mungkin menjadi mungkin, yang tak berpengharapan menjadi hidup yang penuh keinginan dan bermasa depan.  Dialah Tuhan yang memberi kesempatan kepada kita untuk mengubah hidup dengan kesempatan berikutnya yaitu kesempatan kedua.  Siapa pun orangnya niscaya pernah melaksanakan kesalahan dan pelanggaran dalam hidupnya.  Karena itu tentulah mereka sangat ingin mendapat kesempatan kedua untuk memperbaiki diri.

     Begitu pun firman Tuhan kepada Yeremia untuk yang kedua kalinya ini  (ayat nas).  Kata  'untuk kedua kalinya'  berbicara perihal suatu kesempatan yang Tuhan berikan.  Ini memperlihatkan betapa Tuhan sangat mencintai umat-Nya dan betapa Ia selalu ingin memberi kesempatan untuk berubah.  Bila kita abaikan saat Tuhan berbicara pertama kalinya, maka Dia akan berbicara untuk kedua kalinya.  Jangan pernah sia-siakan kesempatan yang Tuhan beri.  Bulan yang gres ini mengatakan kepada kita suatu buku dengan lembaran-lembaran halaman gres yang masih kosong.  Apa yang tertulis dan terukir pada lembaran-lembaran ini akan sangat ditentukan dari bagaimana cara kita menjalani hidup ini.  Buku ini buku langsung kita sendiri!

"Pada hari ini, jikalau kau mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!"  Ibrani 4:7