Jangan Hingga Salah Jalan
Disadur dari , edisi 31 Juli 2015
Baca: Amsal 3:1-7
"Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." Amsal 3:6
Ketika berpergian ke suatu tempat, yang pertama-tama kita perhatikan yakni jalan atau arah ke mana kaki kita harus melangkah. Tanpa adanya jalan, kita tidak akan pernah sanggup mencapai daerah yang hendak kita tuju tersebut. Kalau salah atau keliru akan berakibat sangat fatal: jangankan mengantarkan kita kepada tujuan, sebaliknya kita malah akan tersesat. "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." (Amsal 14:12). Makara untuk mencapai suatu tujuan kita memerlukan jalan yang benar, selain itu kita juga membutuhkan panduan atau isyarat biar kita tidak salah langkah.
Adapun jalan kehidupan yang benar itu yakni Tuhan Yesus, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang tiba kepada Bapa, jikalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6). Langkah utama yang harus kita lakukan yakni percaya kepada Tuhan dan mempercayakan hidup ini kepada-Nya. "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri." (Amsal 3:5), alasannya yakni apa yang kita percayai akan memilih bagaimana seluruh hidup kita. Banyak orang lebih percaya dan mempercayakan hidupnya kepada kekayaan dan cenderung mengandalkan kekuatannya sendiri. Mereka berpikir bahwa kekayaan yakni segala-galanya dalam hidup ini. Ada tertulis, "Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetapi orang benar akan tumbuh menyerupai daun muda." (Amsal 11:28). Kekayaan sanggup lenyap dalam sekejap, "...karena tiba-tiba ia bersayap, kemudian terbang ke angkasa menyerupai rajawali." (Amsal 23:5). Siapakah kita ini? Manusia itu "...tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia sanggup dianggap?" (Yesaya 2:22). Tetapi bila kita percaya kepada Tuhan Yesus, keberadaan kita akan menyerupai watu karang yang tidak gampang digoyahkan oleh gelombang dan angin ribut kehidupan.
Mempercayakan hidup kepada Tuhan berarti tunduk sepenuhnya kepada kehendak Tuhan. Ini berbicara wacana ketaatan! "...takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;" (ayat 7). Percayalah bahwa apa pun yang Tuhan rancang bagi kita yakni untuk kebaikan kita dan niscaya baik adanya.
"Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya saya hidup berdasarkan kebenaran-Mu;" Mazmur 86:11
Baca: Amsal 3:1-7
"Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." Amsal 3:6
Ketika berpergian ke suatu tempat, yang pertama-tama kita perhatikan yakni jalan atau arah ke mana kaki kita harus melangkah. Tanpa adanya jalan, kita tidak akan pernah sanggup mencapai daerah yang hendak kita tuju tersebut. Kalau salah atau keliru akan berakibat sangat fatal: jangankan mengantarkan kita kepada tujuan, sebaliknya kita malah akan tersesat. "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." (Amsal 14:12). Makara untuk mencapai suatu tujuan kita memerlukan jalan yang benar, selain itu kita juga membutuhkan panduan atau isyarat biar kita tidak salah langkah.
Adapun jalan kehidupan yang benar itu yakni Tuhan Yesus, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang tiba kepada Bapa, jikalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6). Langkah utama yang harus kita lakukan yakni percaya kepada Tuhan dan mempercayakan hidup ini kepada-Nya. "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri." (Amsal 3:5), alasannya yakni apa yang kita percayai akan memilih bagaimana seluruh hidup kita. Banyak orang lebih percaya dan mempercayakan hidupnya kepada kekayaan dan cenderung mengandalkan kekuatannya sendiri. Mereka berpikir bahwa kekayaan yakni segala-galanya dalam hidup ini. Ada tertulis, "Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetapi orang benar akan tumbuh menyerupai daun muda." (Amsal 11:28). Kekayaan sanggup lenyap dalam sekejap, "...karena tiba-tiba ia bersayap, kemudian terbang ke angkasa menyerupai rajawali." (Amsal 23:5). Siapakah kita ini? Manusia itu "...tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia sanggup dianggap?" (Yesaya 2:22). Tetapi bila kita percaya kepada Tuhan Yesus, keberadaan kita akan menyerupai watu karang yang tidak gampang digoyahkan oleh gelombang dan angin ribut kehidupan.
Mempercayakan hidup kepada Tuhan berarti tunduk sepenuhnya kepada kehendak Tuhan. Ini berbicara wacana ketaatan! "...takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;" (ayat 7). Percayalah bahwa apa pun yang Tuhan rancang bagi kita yakni untuk kebaikan kita dan niscaya baik adanya.
"Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya saya hidup berdasarkan kebenaran-Mu;" Mazmur 86:11