Terbakar Api Cemburu
Disadur dari , edisi 20 Juli 2015
Baca: 1 Samuel 18:6-30
"Saul melemparkan tombak itu, lantaran pikirnya: 'Baiklah saya menancapkan Daud ke dinding.' Tetapi Daud mengelakkannya hingga dua kali." 1 Samuel 18:11
Mendengar kata cemburu di pedoman kita niscaya terlintas suatu makna yang negatif, lantaran berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata cemburu memang mempunyai arti: merasa kurang bahagia melihat orang lain beruntung, sirik, curiga lantaran iri hati, atau perasaan iri hati terhadap seseorang yang mempunyai sesuatu yang tidak kita miliki. Sering kita jumpai dalam kehidupan ini ada banyak kasus kriminalitas terjadi atau orang nekad melaksanakan perbuatan jahat terhadap orang lain lantaran mereka terbakar api cemburu.
Ketika Saul dan Daud kembali dari berperang dan mengalahkan musuh-musuh mereka, "...keluarlah orang-orang wanita dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing; dan wanita yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: 'Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.' Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, alasannya yaitu pikirnya: 'Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya.' Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud." (1 Samuel 18:6-9). Karena para wanita lebih memuji-muji Daud, cemburu timbul dalam diri Saul. Ia (Saul) tidak sanggup mendapatkan kenyataan bahwa sebagai raja ia hanya beroleh kebanggaan yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kebanggaan yang ditujukan kepada Daud.
Berawal dari rasa cemburu inilah hati dan pikiran Saul dipenuhi oleh rancangan-rancangan yang jahat. Saul berusaha menghalalkan segala cara untuk menghancurkan hidup Daud, di antaranya: Saul melemparkan tombaknya ke arah Daud saat Daud sedang main kecapi (ayat 10-11); Saul mengangkat Daud menjadi kepala pasukan seribu sehingga ia harus berada di barisan terdepan dalam perang (ayat 13); Saul memperlihatkan Mikhal kepada Daud (ayat 20:21); namun semua perjuangan Saul gagal total. Sebaliknya "Daud berhasil di segala perjalanannya, alasannya yaitu TUHAN menyertai dia." (ayat 14).
Alkitab menyatakan berawal dari rasa cemburu, hingga simpulan hidupnya pun Saul tetap menyimpan dendam dan kebencian terhadap Daud.
Baca: 1 Samuel 18:6-30
"Saul melemparkan tombak itu, lantaran pikirnya: 'Baiklah saya menancapkan Daud ke dinding.' Tetapi Daud mengelakkannya hingga dua kali." 1 Samuel 18:11
Mendengar kata cemburu di pedoman kita niscaya terlintas suatu makna yang negatif, lantaran berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata cemburu memang mempunyai arti: merasa kurang bahagia melihat orang lain beruntung, sirik, curiga lantaran iri hati, atau perasaan iri hati terhadap seseorang yang mempunyai sesuatu yang tidak kita miliki. Sering kita jumpai dalam kehidupan ini ada banyak kasus kriminalitas terjadi atau orang nekad melaksanakan perbuatan jahat terhadap orang lain lantaran mereka terbakar api cemburu.
Ketika Saul dan Daud kembali dari berperang dan mengalahkan musuh-musuh mereka, "...keluarlah orang-orang wanita dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing; dan wanita yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: 'Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.' Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, alasannya yaitu pikirnya: 'Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya.' Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud." (1 Samuel 18:6-9). Karena para wanita lebih memuji-muji Daud, cemburu timbul dalam diri Saul. Ia (Saul) tidak sanggup mendapatkan kenyataan bahwa sebagai raja ia hanya beroleh kebanggaan yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kebanggaan yang ditujukan kepada Daud.
Berawal dari rasa cemburu inilah hati dan pikiran Saul dipenuhi oleh rancangan-rancangan yang jahat. Saul berusaha menghalalkan segala cara untuk menghancurkan hidup Daud, di antaranya: Saul melemparkan tombaknya ke arah Daud saat Daud sedang main kecapi (ayat 10-11); Saul mengangkat Daud menjadi kepala pasukan seribu sehingga ia harus berada di barisan terdepan dalam perang (ayat 13); Saul memperlihatkan Mikhal kepada Daud (ayat 20:21); namun semua perjuangan Saul gagal total. Sebaliknya "Daud berhasil di segala perjalanannya, alasannya yaitu TUHAN menyertai dia." (ayat 14).
Alkitab menyatakan berawal dari rasa cemburu, hingga simpulan hidupnya pun Saul tetap menyimpan dendam dan kebencian terhadap Daud.