Kecemburuan Ilahi
Disadur dari , edisi 21 Juli 2015
Baca: 2 Korintus 11:1-6
"Sebab saya cemburu kepada kau dengan cemburu ilahi. Karena saya telah mempertunangkan kau kepada satu pria untuk membawa kau sebagai perawan suci kepada Kristus." 2 Korintus 11:2
Rasa cemburu yang dirasakan Saul berbeda dengan kecemburuan yang dialami oleh rasul Paulus. Kecemburuan Saul jelas-jelas negatif sebab didasari rasa iri hati, kurang bahagia atau sirik yang mendorongnya melaksanakan tindakan jahat. Sementara kecemburuan Paulus mempunyai makna yang positif sebab kecemburuan Paulus yaitu kecemburuan ilahi. Rasa ini timbul sebagai bentuk kepedulian Paulus terhadap jemaat di Korintus. "Tetapi saya takut, kalau-kalau pikiran kau disesatkan dari kesetiaan kau yang sejati kepada Kristus, sama menyerupai Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya." (ayat 3). Rasul Paulus telah menangkap sinyal-sinyal ketidakberesan terjadi di antara jemaat di Korintus, dimana mereka tidak lagi setia kepada Tuhan yang benar. Mereka mulai berpaling dari Tuhan dan telah mendua hati, padahal keberadaan orang percaya bersama-sama yaitu sebagai tunangan Kristus, calon mempelai Kristus.
Pernyataan "...Sebab kau sabar saja, jikalau ada seorang tiba memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau menunjukkan kepada kau roh yang lain dari pada yang telah kau terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kau terima." (ayat 4) mengindikasikan bahwa telah terjadi perzinahan rohani dalam diri jemaat, dan bukti bahwa mereka tidak lagi mempunyai kemurnian hati dalam mengiring Tuhan sebab mereka telah melaksanakan kompromi dengn menerima 'Yesus' yang lain, 'Injil' yang lain dan roh yang lain. Hal inilah yang membangkitkan kecemburuan Tuhan, karena "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!" (Yakobus 4:5).
Tuhan tidak menghendaki umat pilihan-Nya, milik kepunyaan-Nya dan yang sangat dikasihi-Nya malah berpaling dari Dia dan menentukan untuk berkompromi dengan dunia ini. Sebagai calon mempelai Kristus seharusnya engkau punya kesepakatan untuk menjaga kesucian hidupmu, agar dikala Tuhan tiba untuk menjemputmu "...kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya," (2 Petrus 3:14).
Kecemburuan Tuhan kepada umat-Nya yaitu bukti bahwa Ia sangat mengasihimu, dan sebab kasih-Nya Ia rela mati bagimu, masakan engkau mendua hati?
Baca: 2 Korintus 11:1-6
"Sebab saya cemburu kepada kau dengan cemburu ilahi. Karena saya telah mempertunangkan kau kepada satu pria untuk membawa kau sebagai perawan suci kepada Kristus." 2 Korintus 11:2
Rasa cemburu yang dirasakan Saul berbeda dengan kecemburuan yang dialami oleh rasul Paulus. Kecemburuan Saul jelas-jelas negatif sebab didasari rasa iri hati, kurang bahagia atau sirik yang mendorongnya melaksanakan tindakan jahat. Sementara kecemburuan Paulus mempunyai makna yang positif sebab kecemburuan Paulus yaitu kecemburuan ilahi. Rasa ini timbul sebagai bentuk kepedulian Paulus terhadap jemaat di Korintus. "Tetapi saya takut, kalau-kalau pikiran kau disesatkan dari kesetiaan kau yang sejati kepada Kristus, sama menyerupai Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya." (ayat 3). Rasul Paulus telah menangkap sinyal-sinyal ketidakberesan terjadi di antara jemaat di Korintus, dimana mereka tidak lagi setia kepada Tuhan yang benar. Mereka mulai berpaling dari Tuhan dan telah mendua hati, padahal keberadaan orang percaya bersama-sama yaitu sebagai tunangan Kristus, calon mempelai Kristus.
Pernyataan "...Sebab kau sabar saja, jikalau ada seorang tiba memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau menunjukkan kepada kau roh yang lain dari pada yang telah kau terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kau terima." (ayat 4) mengindikasikan bahwa telah terjadi perzinahan rohani dalam diri jemaat, dan bukti bahwa mereka tidak lagi mempunyai kemurnian hati dalam mengiring Tuhan sebab mereka telah melaksanakan kompromi dengn menerima 'Yesus' yang lain, 'Injil' yang lain dan roh yang lain. Hal inilah yang membangkitkan kecemburuan Tuhan, karena "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!" (Yakobus 4:5).
Tuhan tidak menghendaki umat pilihan-Nya, milik kepunyaan-Nya dan yang sangat dikasihi-Nya malah berpaling dari Dia dan menentukan untuk berkompromi dengan dunia ini. Sebagai calon mempelai Kristus seharusnya engkau punya kesepakatan untuk menjaga kesucian hidupmu, agar dikala Tuhan tiba untuk menjemputmu "...kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya," (2 Petrus 3:14).
Kecemburuan Tuhan kepada umat-Nya yaitu bukti bahwa Ia sangat mengasihimu, dan sebab kasih-Nya Ia rela mati bagimu, masakan engkau mendua hati?