Berhemat Bukan Berarti Kikir (1)
Disadur dari , edisi 6 Oktober 2015
Baca: Amsal 11:24-31
"Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan." Amsal 11:24
Dunia mengajarkan prinsip hidup bahwa kalau seseorang ingin hartanya bertambah atau kaya maka dia harus menghemat dan terus memperoleh. Prinsip berhemat itu anggun lantaran ada kalimat bijak yang menyampaikan bahwa ekonomis pangkal kaya. Hemat artinya kita berhati-hati dalam hal membelanjakan uang, cermat, tidak boros, tidak besar pasak daripada tiang; namun banyak orang yang lantaran berhasrat besar lengan berkuasa ingin cepat kaya atau mempunyai harta berlimpah menghemat begitu rupa dan cenderung menjadi orang yang sangat kikir. Mereka pun memegang prinsip yaitu lebih baik mendapatkan daripada memberi, lantaran dengan mendapatkan berarti kita memperoleh pemasukan dan keuntungan, sementara kalau memberi berarti harus kehilangan sesuatu, ada yang dikorbankan dan itu merupakan sebuah kerugian besar.
Prinsip dunia itu sangat bertentangan dengan prinsip firman Tuhan yang mengajarkan: "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah 20:35). Justru orang yang diberkati yaitu orang yang suka memberi dan menabur harta. Ayat nas menyatakan bahwa ada yang menyebar harta tetapi justru bertambah kaya. Sementara ada orang yang menghemat secara luar biasa namun selalu berkekurangan. Secara matematis orang yang menyebar harta seharusnya hartanya semakin berkurang dan lambat laun menjadi habis. Itulah sebabnya orang dunia menganggap anutan tersebut sangat tidak masuk akal; dan menyedihkan lagi, banyak orang Nasrani yang menentukan untuk mengikuti prinsip dunia ini daripada apa yang Tuhan perintahkan.
Menurut 'Collins English Dictionary', cheapskate (pelit) as 'a miserly person' or "a stingy hoarder of money and possesions (often living miserably)": orang yang kikir atau pelit yaitu orang yang sengsara atau menderita, penimbun uang dan harta benda; hati mereka terikat, diperhamba, dikuasai uang atau kekayaannnya. Tujuan hidupnya hanyalah mengumpulkan uang dan kekayaan, tapi mereka sendiri tidak menikmatinya lantaran tidak pernah merasa puas, selalu merasa kurang dengan apa yang ada. "Siapa menyayangi uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa menyayangi kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia." (Pengkotbah 5:9). (Bersambung)
Baca: Amsal 11:24-31
"Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan." Amsal 11:24
Dunia mengajarkan prinsip hidup bahwa kalau seseorang ingin hartanya bertambah atau kaya maka dia harus menghemat dan terus memperoleh. Prinsip berhemat itu anggun lantaran ada kalimat bijak yang menyampaikan bahwa ekonomis pangkal kaya. Hemat artinya kita berhati-hati dalam hal membelanjakan uang, cermat, tidak boros, tidak besar pasak daripada tiang; namun banyak orang yang lantaran berhasrat besar lengan berkuasa ingin cepat kaya atau mempunyai harta berlimpah menghemat begitu rupa dan cenderung menjadi orang yang sangat kikir. Mereka pun memegang prinsip yaitu lebih baik mendapatkan daripada memberi, lantaran dengan mendapatkan berarti kita memperoleh pemasukan dan keuntungan, sementara kalau memberi berarti harus kehilangan sesuatu, ada yang dikorbankan dan itu merupakan sebuah kerugian besar.
Prinsip dunia itu sangat bertentangan dengan prinsip firman Tuhan yang mengajarkan: "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah 20:35). Justru orang yang diberkati yaitu orang yang suka memberi dan menabur harta. Ayat nas menyatakan bahwa ada yang menyebar harta tetapi justru bertambah kaya. Sementara ada orang yang menghemat secara luar biasa namun selalu berkekurangan. Secara matematis orang yang menyebar harta seharusnya hartanya semakin berkurang dan lambat laun menjadi habis. Itulah sebabnya orang dunia menganggap anutan tersebut sangat tidak masuk akal; dan menyedihkan lagi, banyak orang Nasrani yang menentukan untuk mengikuti prinsip dunia ini daripada apa yang Tuhan perintahkan.
Menurut 'Collins English Dictionary', cheapskate (pelit) as 'a miserly person' or "a stingy hoarder of money and possesions (often living miserably)": orang yang kikir atau pelit yaitu orang yang sengsara atau menderita, penimbun uang dan harta benda; hati mereka terikat, diperhamba, dikuasai uang atau kekayaannnya. Tujuan hidupnya hanyalah mengumpulkan uang dan kekayaan, tapi mereka sendiri tidak menikmatinya lantaran tidak pernah merasa puas, selalu merasa kurang dengan apa yang ada. "Siapa menyayangi uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa menyayangi kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia." (Pengkotbah 5:9). (Bersambung)