Rohani Tak Bertumbuh Tiada Guna
Disadur dari , edisi 16 Desember 2018
Baca: Ibrani 6:1-8
"tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia mempunyai kegunaan dan sudah bersahabat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran." Ibrani 6:8
Sasaran hidup orang percaya yaitu mencapai kedewasaan rohani secara penuh di dalam Kristus (Efesus 4:13), hingga kita kedapatan tak bercacat cela ketika Dia tiba kelak untuk menjemput kita sebagai mempelai-Nya (2 Petrus 3:14). Ada banyak orang yang menyebut diri Katolik tapi tak mengalami pertumbuhan sekalipun mereka sudah mengikut Kristus selama bertahun-tahun, atau Katolik kawakan. "Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, alasannya yaitu kau telah lamban dalam hal mendengarkan. Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kau masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kau masih memerlukan susu, bukan makanan keras." (Ibrani 5:11-12).
Faktor penghambat pertumbuhan rohani: 1. Tak mau membayar harga. Banyak orang kristen mempunyai pemahaman keliru perihal pertumbuhan rohani. Mereka berpikir pertumbuhan rohani akan terjadi otomatis ketika orang mendapat penumpangan tangan dari hamba Tuhan, atau menunggu Tuhan bertindak menjamah kita. Itu pedoman keliru! Pertumbuhan rohani takkan pernah terjadi tanpa ada harga yang harus dibayar. Untuk itu diharapkan kemauan, kesungguhan, tekad dan kerelaan diri untuk dibentuk. Selain itu ada janji untuk mematikan segala impian daging. Selama kita masih bersikap hirau dan tak mau bayar harga, kerohanian kita takkan pernah bertumbuh.
2. Kemalasan. Banyak orang ingin rohaninya bertumbuh, ingin berhasil dalam pelayanan, ingin hidupnya menjadi berkat, ingin digunakan Tuhan sebagai alat-Nya secara luar biasa, ingin menikmati berkat-berkat Tuhan, tapi mereka sendiri tak mau berubah, tetap saja bermalas-malasan: malas untuk berdoa, malas untuk baca Alkitab, malas untuk terlibat dalam pelayanan dan sebagainya. Itu sama juga bohong! "Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia," (Amsal 13:4). Keberhasilan takkan pernah menghampiri hidup seorang pemalas. Dalam perumpamaan perihal bakat Tuhan menyebut hamba yang malas itu sebagai hamba yang jahat!
Selama tak mau membayar harga dan bermalas-malasan, kerohanian kita takkan pernah bertumbuh, apalagi berbuah.
Baca: Ibrani 6:1-8
"tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia mempunyai kegunaan dan sudah bersahabat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran." Ibrani 6:8
Sasaran hidup orang percaya yaitu mencapai kedewasaan rohani secara penuh di dalam Kristus (Efesus 4:13), hingga kita kedapatan tak bercacat cela ketika Dia tiba kelak untuk menjemput kita sebagai mempelai-Nya (2 Petrus 3:14). Ada banyak orang yang menyebut diri Katolik tapi tak mengalami pertumbuhan sekalipun mereka sudah mengikut Kristus selama bertahun-tahun, atau Katolik kawakan. "Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, alasannya yaitu kau telah lamban dalam hal mendengarkan. Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kau masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kau masih memerlukan susu, bukan makanan keras." (Ibrani 5:11-12).
Faktor penghambat pertumbuhan rohani: 1. Tak mau membayar harga. Banyak orang kristen mempunyai pemahaman keliru perihal pertumbuhan rohani. Mereka berpikir pertumbuhan rohani akan terjadi otomatis ketika orang mendapat penumpangan tangan dari hamba Tuhan, atau menunggu Tuhan bertindak menjamah kita. Itu pedoman keliru! Pertumbuhan rohani takkan pernah terjadi tanpa ada harga yang harus dibayar. Untuk itu diharapkan kemauan, kesungguhan, tekad dan kerelaan diri untuk dibentuk. Selain itu ada janji untuk mematikan segala impian daging. Selama kita masih bersikap hirau dan tak mau bayar harga, kerohanian kita takkan pernah bertumbuh.
2. Kemalasan. Banyak orang ingin rohaninya bertumbuh, ingin berhasil dalam pelayanan, ingin hidupnya menjadi berkat, ingin digunakan Tuhan sebagai alat-Nya secara luar biasa, ingin menikmati berkat-berkat Tuhan, tapi mereka sendiri tak mau berubah, tetap saja bermalas-malasan: malas untuk berdoa, malas untuk baca Alkitab, malas untuk terlibat dalam pelayanan dan sebagainya. Itu sama juga bohong! "Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia," (Amsal 13:4). Keberhasilan takkan pernah menghampiri hidup seorang pemalas. Dalam perumpamaan perihal bakat Tuhan menyebut hamba yang malas itu sebagai hamba yang jahat!
Selama tak mau membayar harga dan bermalas-malasan, kerohanian kita takkan pernah bertumbuh, apalagi berbuah.