Perisai Iman: Menangkal Serangan Musuh
Disadur dari , edisi 18 Mei 2017
Baca: Efesus 6:10-20
"dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, alasannya dengan perisai itu kau akan sanggup memadamkan semua panah api dari si jahat," Efesus 6:16
Perisai yaitu alat untuk melindungi diri pada masa peperangan dari serangan musuh; salah satu perlengkapan perang yang berfungsi untuk mempertahankan diri dan melindungi badan si prajurit. Pada zaman dahulu perisai seringkali dibentuk atau disalut dengan emas atau tembaga. Biasanya alat ini dipakai pada tangan dan didampingkan dengan senjata lain menyerupai pedang, tombak atau gada. Permukaan perisai biasanya dijaga biar tetap berkilau dengan minyak, yang merefleksikan matahari, dengan tujuan untuk membutakan musuh. Perisai yaitu menggambarkan tunjangan dan keamanan.
Setiap hari dalam hidup ini yaitu sebuah peperangan. Terutama sekali kita berperang melawan Iblis dengan segala tipu muslihatnya yang tak pernah berhenti untuk melepaskan panah api kepada orang percaya: panah api ketakutan, keraguan, kebimbangan dan ketidakpercayaan, dengan tujuan biar orang percaya tidak lagi percaya kepada Tuhan dan kesepakatan firman-Nya. Belum lagi kita juga harus berperang melawan diri sendiri, berperang melawan impian daging menyerupai Yakobus tulis: "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, lantaran beliau diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila impian itu telah dibuahi, beliau melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, beliau melahirkan maut." (Yakobus 1:14-15). Jadi, ini bukanlah kasus yang mudah! Rasul Paulus mempunyai pengalaman: "Karena bukan apa yang saya kehendaki yang saya perbuat, tetapi apa yang saya benci, itulah yang saya perbuat. Sebab bukan apa yang saya kehendaki, yaitu yang baik, yang saya perbuat, melainkan apa yang tidak saya kehendaki, yaitu yang jahat, yang saya perbuat." (Roma 7:15, 19).
Kalau kita berjuang dengan kekuatan sendiri kita takkan mampu, kita akan tertatih-tatih, jatuh berdiri dan bahkan kalah dalam peperangan. Karena itu kita perlu campur tangan Tuhan dan pertolongan Roh Kudus. Dalam hal ini diharapkan penyerahan diri secara total kepada Tuhan. Dengan doktrin kita sanggup melihat dengan pandangan rohani bahwa Tuhan bekerja di dalam kita untuk menyatakan kuasa-Nya.
Tuhan berkata, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, alasannya justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Korintus 12:9
Baca: Efesus 6:10-20
"dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, alasannya dengan perisai itu kau akan sanggup memadamkan semua panah api dari si jahat," Efesus 6:16
Perisai yaitu alat untuk melindungi diri pada masa peperangan dari serangan musuh; salah satu perlengkapan perang yang berfungsi untuk mempertahankan diri dan melindungi badan si prajurit. Pada zaman dahulu perisai seringkali dibentuk atau disalut dengan emas atau tembaga. Biasanya alat ini dipakai pada tangan dan didampingkan dengan senjata lain menyerupai pedang, tombak atau gada. Permukaan perisai biasanya dijaga biar tetap berkilau dengan minyak, yang merefleksikan matahari, dengan tujuan untuk membutakan musuh. Perisai yaitu menggambarkan tunjangan dan keamanan.
Setiap hari dalam hidup ini yaitu sebuah peperangan. Terutama sekali kita berperang melawan Iblis dengan segala tipu muslihatnya yang tak pernah berhenti untuk melepaskan panah api kepada orang percaya: panah api ketakutan, keraguan, kebimbangan dan ketidakpercayaan, dengan tujuan biar orang percaya tidak lagi percaya kepada Tuhan dan kesepakatan firman-Nya. Belum lagi kita juga harus berperang melawan diri sendiri, berperang melawan impian daging menyerupai Yakobus tulis: "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, lantaran beliau diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila impian itu telah dibuahi, beliau melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, beliau melahirkan maut." (Yakobus 1:14-15). Jadi, ini bukanlah kasus yang mudah! Rasul Paulus mempunyai pengalaman: "Karena bukan apa yang saya kehendaki yang saya perbuat, tetapi apa yang saya benci, itulah yang saya perbuat. Sebab bukan apa yang saya kehendaki, yaitu yang baik, yang saya perbuat, melainkan apa yang tidak saya kehendaki, yaitu yang jahat, yang saya perbuat." (Roma 7:15, 19).
Kalau kita berjuang dengan kekuatan sendiri kita takkan mampu, kita akan tertatih-tatih, jatuh berdiri dan bahkan kalah dalam peperangan. Karena itu kita perlu campur tangan Tuhan dan pertolongan Roh Kudus. Dalam hal ini diharapkan penyerahan diri secara total kepada Tuhan. Dengan doktrin kita sanggup melihat dengan pandangan rohani bahwa Tuhan bekerja di dalam kita untuk menyatakan kuasa-Nya.
Tuhan berkata, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, alasannya justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Korintus 12:9