Apakah Hatimu Masih Di Mesir? (2)

Disadur dari , edisi 6 September 2018

Baca:  Yesaya 52:1-12

"Menjauhlah, menjauhlah! Keluarlah dari sana! Janganlah engkau kena kepada yang najis! Keluarlah dari tengah-tengahnya, sucikanlah dirimu,..."  Yesaya 52:11

Nama  'Yesaya'  berarti Tuhan ialah keselamatan.  Melalui hamba-Nya ini Tuhan hendak menegaskan kepada umat-Nya bahwa keselamatan itu hanya tiba dari Tuhan, bukan dari yang lain.  Di tengah keadaan yang tampaknya tiada harapan.  Yesaya membawa kabar sukacita dan penuh pengharapan dari Tuhan yaitu pembebasan dari pembuangan di Babel dan membawa mereka kembali ke Yerusalem untuk memulai suatu hidup baru.

     Peristiwa keluarnya umat Tuhan dari Babel, menyerupai halnya keluarnya umat dari Mesir, menggambarkan kelepasan dari dunia dan segala sesuatu yang najis.  Sebagai umat tebusan Tuhan, kita diperintahkan untuk menahirkan diri dari segala yang najis.  Sekalipun telah ditebus oleh darah Kristus, tapi bila kita sendiri tak mau keluar meninggalkan  'dunia'  maka sulit bagi kita untuk menyucikan diri.  Dengan tegas, firman Tuhan memerintahkan kita untuk tidak lagi berkompromi dengan dosa.  "Keluarlah kau dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan mendapatkan kamu. Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kau akan menjadi anak-anak-Ku pria dan anak-anak-Ku perempuan..."  (2 Korintus 6:17-18).  Tuhan tidak begitu saja memerintahkan umat-Nya keluar dan memisahkan diri dari dunia, tapi Dia juga memperlihatkan suatu jaminan yang luar biasa yaitu  "...Aku akan menjadi Bapamu...";  dan  "...jika kau yang jahat tahu memberi pertolongan yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memperlihatkan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."  (Matius 7:11).

     Banyak umat Tuhan secara fisik sudah berada di luar Mesir, tetapi sebetulnya hati mereka masih terpaut dan menempel dekat di sana.  Mereka tak menghiraukan usul Tuhan untuk tidak menjamah apa yang najis.  Menjamah yang najis bukan sebatas dosa perzinahan secara fisik atau hal-hal yang cemar, tapi termasuk perzinahan rohani.  Karena itu  "Janganlah kau mencintai dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mencintai dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu."  (1 Yohanes 2:15).

Meninggalkan dunia dengan segala kenikmatannya ialah kehendak Tuhan bagi kita umat tebusan-Nya!