Percaya Kepada Yang Kuasa Mengandalkan-Nya
Disadur dari , edisi 12 September 2018
Baca: 2 Korintus 1:3-11
"Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh dogma pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." 2 Korintus 1:9b
Sudah menjadi sifat insan jikalau dalam segala hal insan cenderung mengandalkan kekuatan dan kemampuan diri sendiri. Karena itulah Tuhan terkadang mengijinkan duduk kasus terjadi dalam hidup kita dengan tujuan supaya kita menyadari segala keterbatasan dan berguru untuk hidup mengandalkan Tuhan dan percaya kepada-Nya.
Pengalaman hidup rasul Paulus menjadi pelajaran berharga bagi kita! Sebagai hamba Tuhan rasul Paulus telah mengalami banyak sekali kesulitan dan penderitaan. Tuhan ijinkan hal ini terjadi sebab Dia ingin Paulus semakin mengenal pribadi-Nya dan semakin bertumbuh di dalam Dia. Banyak orang berpikir bahwa hamba-hamba Tuhan niscaya akan terluput dari problem hidup. Tidak! Ada tertulis: "Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan ia dari semuanya itu;" (Mazmur 34:20). Dalam setiap kemalangan tangan Tuhan niscaya menyertai dan menopang mereka, sehingga mereka tak binasa karenanya. Paulus mengungkapkan pengalaman hidupnya bersama Tuhan: "...saudara-saudara, supaya kau tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami yaitu begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah frustasi juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seakan-akan kami telah dijatuhi eksekusi mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh dogma pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." (2 Korintus 1:8-9). Ia memiliki suatu alasan besar lengan berkuasa untuk menaruh dogma pada Tuhan, sebab hanya Tuhan yang sanggup menyelamatkannya. "Dari janjkematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi," (2 Korintus 1:10).
Mungkin orang berpikir bahwa Paulus telah keluar dari jalur dan rencana Tuhan sehingga ia mengalami banyak masalah. Tidak sama sekali! Tuhan mengijinkan hal itu terjadi, "...supaya kami jangan menaruh dogma pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." (ayat nas).
Tuhan ingin kita mengakhiri ketergantungan kita pada diri sendiri, menyadari keterbatasan kita, percaya penuh kepada-Nya dan hidup mengandalkan Dia!
Baca: 2 Korintus 1:3-11
"Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh dogma pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." 2 Korintus 1:9b
Sudah menjadi sifat insan jikalau dalam segala hal insan cenderung mengandalkan kekuatan dan kemampuan diri sendiri. Karena itulah Tuhan terkadang mengijinkan duduk kasus terjadi dalam hidup kita dengan tujuan supaya kita menyadari segala keterbatasan dan berguru untuk hidup mengandalkan Tuhan dan percaya kepada-Nya.
Pengalaman hidup rasul Paulus menjadi pelajaran berharga bagi kita! Sebagai hamba Tuhan rasul Paulus telah mengalami banyak sekali kesulitan dan penderitaan. Tuhan ijinkan hal ini terjadi sebab Dia ingin Paulus semakin mengenal pribadi-Nya dan semakin bertumbuh di dalam Dia. Banyak orang berpikir bahwa hamba-hamba Tuhan niscaya akan terluput dari problem hidup. Tidak! Ada tertulis: "Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan ia dari semuanya itu;" (Mazmur 34:20). Dalam setiap kemalangan tangan Tuhan niscaya menyertai dan menopang mereka, sehingga mereka tak binasa karenanya. Paulus mengungkapkan pengalaman hidupnya bersama Tuhan: "...saudara-saudara, supaya kau tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami yaitu begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah frustasi juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seakan-akan kami telah dijatuhi eksekusi mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh dogma pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." (2 Korintus 1:8-9). Ia memiliki suatu alasan besar lengan berkuasa untuk menaruh dogma pada Tuhan, sebab hanya Tuhan yang sanggup menyelamatkannya. "Dari janjkematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi," (2 Korintus 1:10).
Mungkin orang berpikir bahwa Paulus telah keluar dari jalur dan rencana Tuhan sehingga ia mengalami banyak masalah. Tidak sama sekali! Tuhan mengijinkan hal itu terjadi, "...supaya kami jangan menaruh dogma pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." (ayat nas).
Tuhan ingin kita mengakhiri ketergantungan kita pada diri sendiri, menyadari keterbatasan kita, percaya penuh kepada-Nya dan hidup mengandalkan Dia!