Kekuatiran Yang Tak Beralasan

Disadur dari , edisi 28 September 2018

Baca:  1 Samuel 27:1-2

"Bagaimanapun juga pada suatu hari saya akan binasa oleh tangan Saul. Makara tidak ada yang lebih baik bagiku selain meluputkan diri dengan segera ke negeri orang Filistin;"  1 Samuel 27:1

Alkitab mencatat bahwa semenjak Daud bisa mengalahkan Goliat timbullah kebencian dan iri hati dalam diri Saul terhadapnya.  Berbagai upaya dilakukan Saul untuk sanggup menghabisi nyawa Daud, tapi selalu berujung pada kegagalan.  Sebaliknya Daud punya kesempatan sebanyak 2 kali untuk membunuh Saul, tapi tak dilakukannya.  Berkatalah Saul kepada Daud,  "'Diberkatilah kiranya engkau, anakku Daud. Apa juapun yang kauperbuat, pastilah engkau sanggup melakukannya.' Lalu pergilah Daud meneruskan perjalanannya dan pulanglah Saul ke tempatnya."  (1 Samuel 26:25).

     Daud sangat percaya bahwa Tuhan tak pernah melepaskan tangan-Nya untuk selalu menopang hidupnya, dan Ia berkuasa untuk melepaskannya dari tangan Saul.  Namun ayat nas di atas mengindikasikan bahwa Daud sedang mengalami keruntuhan iktikad sehingga kekuatiran membayangi langkahnya.  Ia pun memutuskan untuk lari ke negeri orang Filistin.  Mengapa?  Karena dia terus membayangkan hal-hal yang jelek itu terjadi.  Daud lupa akan kedahsyatan kuasa Tuhan yang berulangkali sanggup melepaskannya dari rancangan-rancangan jahat insan dan juga melepaskannya dari hewan buas, ketika dia masih menggembalakan kambing domba.  Demikian pula dalam hidup ini, seringkali kita menguatirkan sesuatu yang jelek terjadi.  Kita membiarkan hati dan pikiran kita dibelenggu oleh kekuatiran yang sedemikian menyiksa.

     Ahli kejiwaan meneliti dan mendeskripsikan tetang kekuatiran:  40% kekuatiran insan yaitu mengenai hal-hal yang tidak terjadi, 30% mengenai hal yang sudah terjadi, 12% mengenai kesehatan, dan 10% mengenai keresehan sehari-hari.  Makara 92% kekuatiran kita gotong royong tidak berdasar pada alasan yang kuat.  Kekuatiran itu mirip dingklik goyang yang tidak akan membawa kita ke mana-mana dan tidak akan mengubah keadaan kita.  Belenggu kekuatiran inilah yang membawa Daud kehilangan nalar sehatnya dengan mencari kontribusi ke negeri orang Filistin.

"Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah."  Mazmur 55:23