Menang Atas Badan Maut
Disadur dari , edisi 21 September 2018
Baca: Roma 7:13-26
"Aku, insan celaka! Siapakah yang akan melepaskan saya dari badan ajal ini?" Roma 7:24
Pada zaman dahulu kala, di masa pemerintahan Romawi, orang yang melaksanakan pelanggaran berat akan mendapat eksekusi yang tidak manusiawi dan sangat mengerikan. Pada punggung orang yang dijatuhi eksekusi akan diikatkan sesosok jenazah orang. Barangsiapa berusaha untuk melepaskan jenazah itu dari punggung orang yang terhukum akan mendapat hukuman eksekusi mati. Karena itu tak seorang pun berani melepaskan jenazah yang terikat di punggung orang hukuman. Makara kemana pun seorang terhukum melangkah, jenazah yang di punggungnya pun turut serta. Sungguh menjijikkan.
Hukuman yang keji ini mengingatkan kita apa yang disampaikan oleh rasul Paulus (ayat nas). Ia merasa ada sesuatu yang mati terikat pada dirinya dan mengikutinya ke mana pun dia pergi. Dalam hal ini, bergotong-royong Paulus sedang menunjukkan citra wacana pergumulan hidup orang percaya melawan dosa. Kita rindu untuk menjaga kemurnian dan kekudusan hidup, tapi 'tubuh maut; itu masih terasa terikat pada kita. Walaupun kita telah menjadi ciptaan gres di dalam Kristus, kecenderungan untuk berbuat dosa selalu ada. "Sebab bukan apa yang saya kehendaki, ialah yang baik, yang saya perbuat, melainkan apa yang tidak saya kehendaki, ialah yang jahat, yang saya perbuat." (Roma 7:19). Hal inilah yang menciptakan rasul Paulus menjerit: "Aku, insan celaka! Siapakah yang akan melepaskan saya dari badan ajal ini?" (ayat nas).
Rasul Paulus beroleh balasan dari pergumulannya melawan dosa kedagingan, ialah bahwa melalui pengorbanan Kristus di kayu salib kita beroleh pengampunan dosa dan kita dibebaskan dari penghukuman kekal. "Demikianlah kini tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus..." (Roma 8:1). Oleh kuasa Roh Kudus kita beroleh kekuatan dan kuasa untuk sanggup melaksanakan kehendak Bapa. "Tetapi kau tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jikalau memang Roh Allah membisu di dalam kamu." (Roma 8:9a). Kita memiliki pengharapan teguh untuk dibebaskan dari 'tubuh maut' (kedagingan) ini, sebab Kristus telah mematahkan kuasa dosa dan maut.
Kuasa kebangkitan Kristus memampukan kita untuk menang atas belenggu dosa kedagingan!
Baca: Roma 7:13-26
"Aku, insan celaka! Siapakah yang akan melepaskan saya dari badan ajal ini?" Roma 7:24
Pada zaman dahulu kala, di masa pemerintahan Romawi, orang yang melaksanakan pelanggaran berat akan mendapat eksekusi yang tidak manusiawi dan sangat mengerikan. Pada punggung orang yang dijatuhi eksekusi akan diikatkan sesosok jenazah orang. Barangsiapa berusaha untuk melepaskan jenazah itu dari punggung orang yang terhukum akan mendapat hukuman eksekusi mati. Karena itu tak seorang pun berani melepaskan jenazah yang terikat di punggung orang hukuman. Makara kemana pun seorang terhukum melangkah, jenazah yang di punggungnya pun turut serta. Sungguh menjijikkan.
Hukuman yang keji ini mengingatkan kita apa yang disampaikan oleh rasul Paulus (ayat nas). Ia merasa ada sesuatu yang mati terikat pada dirinya dan mengikutinya ke mana pun dia pergi. Dalam hal ini, bergotong-royong Paulus sedang menunjukkan citra wacana pergumulan hidup orang percaya melawan dosa. Kita rindu untuk menjaga kemurnian dan kekudusan hidup, tapi 'tubuh maut; itu masih terasa terikat pada kita. Walaupun kita telah menjadi ciptaan gres di dalam Kristus, kecenderungan untuk berbuat dosa selalu ada. "Sebab bukan apa yang saya kehendaki, ialah yang baik, yang saya perbuat, melainkan apa yang tidak saya kehendaki, ialah yang jahat, yang saya perbuat." (Roma 7:19). Hal inilah yang menciptakan rasul Paulus menjerit: "Aku, insan celaka! Siapakah yang akan melepaskan saya dari badan ajal ini?" (ayat nas).
Rasul Paulus beroleh balasan dari pergumulannya melawan dosa kedagingan, ialah bahwa melalui pengorbanan Kristus di kayu salib kita beroleh pengampunan dosa dan kita dibebaskan dari penghukuman kekal. "Demikianlah kini tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus..." (Roma 8:1). Oleh kuasa Roh Kudus kita beroleh kekuatan dan kuasa untuk sanggup melaksanakan kehendak Bapa. "Tetapi kau tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jikalau memang Roh Allah membisu di dalam kamu." (Roma 8:9a). Kita memiliki pengharapan teguh untuk dibebaskan dari 'tubuh maut' (kedagingan) ini, sebab Kristus telah mematahkan kuasa dosa dan maut.
Kuasa kebangkitan Kristus memampukan kita untuk menang atas belenggu dosa kedagingan!