Membuat Pilihan: Kehidupan Atau Kematian?

Disadur dari , edisi 29 Desember 2015

Baca:  Ulangan 30:15-20

"...kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, semoga engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu,"  Ulangan 30:19

Kitab Ulangan yakni kitab yang berisi amanat perpisahan Musa yang mengulas kembali dan memperbaharui perjanjian Tuhan dengan bangsa Israel.  Waktu itu mereka sudah mencapai tahap final dari pengembaraannya di padang gurun dan siap memasuki Kanaan.

     Musa hendak menegaskan dan meyakinkan orang-orang Israel bahwa mereka yakni umat pilihan Tuhan, mengingatkan lagi bagaimana Tuhan memimpin dan menyertai mereka melalui padang gurun dengan peristiwa-peristiwa besar yang telah dikerjakan-Nya sebelum ia menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada Yosua.  Musa juga mendorong mereka terus berjuang hingga kesepakatan Tuhan tergenapi yaitu Kanaan.  Karena itu Musa memperhadapkan mereka kepada pilihan hidup:  kalau mencintai Tuhan dengan sungguh ada upah yang tersedia  (kehidupan, berkat dan keberuntungan).  Sebaliknya kalau mereka tidak taat  (memberontak)  kepada Tuhan, dampaknya yakni kematian, kegagalan dan kutuk.  Pesan Musa ini juga berlaku untuk setiap orang percaya!

     Hidup di masa-masa final ini kita dihadapkan pada ujian dan tantangan yang semakin berat.  Iblis dengan segala tipu dayanya semakin meningkatkan intensitas kinerjanya,  "...berjalan keliling sama menyerupai singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang sanggup ditelannya."  (1 Petrus 5:8)  dengan menunjukkan segala kenyamanan dan kenikmatan duniawi.  Karena itu Tuhan menuntut sebuah ketegasan dalam diri setiap orang percaya untuk menciptakan pilihan hidup yang benar.  Di hadapan kita ada dua pilihan yang sangat kontradiktif:  kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk, keberhasilan dan kegagalan.  Mana yang Saudara pilih?  Kita tidak sanggup bangkit di tengah-tengah, bersikap kompromi, suam-suam kuku, tidak ada istilah fifty-fifty.  Tuhan yang kita sembah yakni Tuhan yang baik dan berlimpah kasih, alasannya itu Ia tidak menginginkan anak-anak-Nya mengalami kematian, melainkan kehidupan dan keberhasilan.  Tuhan mau kita menentukan kehidupan yaitu dengan mencintai Dia, beribadah kepada-Nya dan taat melaksanakan kehendak-Nya.

Pilihan kita hari ini menentukan masa depan kita!  Karena itu jangan tunda-tunda waktu lagi, pilihlah hidup yang benar!