Tahun Baru: Mengandalkan Ilahi (3)
Disadur dari , edisi 3 Januari 2016
Baca: 2 Tawarikh 20:20-37
"Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kau akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kau akan berhasil!" 2 Tawarikh 20:20
Untuk menyatakan kehendak dan rencana-Nya Tuhan sanggup menggunakan siapa pun yang karib dengan Dia, menyerupai tertulis: "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mazmur 25:14). Jadi "...Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi." (Amos 3:7). Yosafat merespons apa yang disampaikan hamba Tuhan itu dengan sebuah ketaatan.
Ketika berhadapan dengan musuh, Yosafat dan rakyatnya melaksanakan tindakan yang secara insan tidak masuk akal. "...ia berunding dengan rakyat, dia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: 'Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bekerjsama untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!'" (2 Tawarikh 20:21). Ketika mereka bersorak-sorai memuji Tuhan perkara ajaib pun terjadi. Ada kuasa dalam puji-pujian alasannya yaitu Tuhan bersemayam di atas kebanggaan umat-Nya! (baca Mazmur 22:4). Jika Tuhan di pihak kita siapakah lawan kita? Jika Tuhan berperang bagi kita, adakah yang tidak mungkin bagi Dia? Tidak! Tuhan sanggup mengubah air mata menjadi sukacita, penderitaan menjadi kemenangan yang gilang gemilang. Sesuai dengan arti nama Yosafat, Tuhan tampil sebagai hakim yang membela perkara umat-Nya.
Banyak orang Katolik saat menghadapi persoalan gampang sekali berputus asa dan tawar hati. Mulut mereka serasa terkunci dan enggan memuji Tuhan. Ada pula yang nekat mengambil jalan pintas dan menuntaskan persoalan dengan kekuatan sendiri. "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri." (Amsal 3:5). Orang dunia boleh saja merasa pesimis menghadapi tahun 2016, tetapi sebagai belum dewasa Tuhan "...hidup kami ini yaitu hidup alasannya yaitu percaya, bukan alasannya yaitu melihat..." (2 Korintus 5:7).
Mari jalani hari-hari di tahun 2016 dengan penuh iman, alasannya yaitu tidak ada yang tidak mungkin bagi setiap orang yang senantiasa berjalan bersama Tuhan!
Baca: 2 Tawarikh 20:20-37
"Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kau akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kau akan berhasil!" 2 Tawarikh 20:20
Untuk menyatakan kehendak dan rencana-Nya Tuhan sanggup menggunakan siapa pun yang karib dengan Dia, menyerupai tertulis: "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mazmur 25:14). Jadi "...Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi." (Amos 3:7). Yosafat merespons apa yang disampaikan hamba Tuhan itu dengan sebuah ketaatan.
Ketika berhadapan dengan musuh, Yosafat dan rakyatnya melaksanakan tindakan yang secara insan tidak masuk akal. "...ia berunding dengan rakyat, dia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: 'Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bekerjsama untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!'" (2 Tawarikh 20:21). Ketika mereka bersorak-sorai memuji Tuhan perkara ajaib pun terjadi. Ada kuasa dalam puji-pujian alasannya yaitu Tuhan bersemayam di atas kebanggaan umat-Nya! (baca Mazmur 22:4). Jika Tuhan di pihak kita siapakah lawan kita? Jika Tuhan berperang bagi kita, adakah yang tidak mungkin bagi Dia? Tidak! Tuhan sanggup mengubah air mata menjadi sukacita, penderitaan menjadi kemenangan yang gilang gemilang. Sesuai dengan arti nama Yosafat, Tuhan tampil sebagai hakim yang membela perkara umat-Nya.
Banyak orang Katolik saat menghadapi persoalan gampang sekali berputus asa dan tawar hati. Mulut mereka serasa terkunci dan enggan memuji Tuhan. Ada pula yang nekat mengambil jalan pintas dan menuntaskan persoalan dengan kekuatan sendiri. "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri." (Amsal 3:5). Orang dunia boleh saja merasa pesimis menghadapi tahun 2016, tetapi sebagai belum dewasa Tuhan "...hidup kami ini yaitu hidup alasannya yaitu percaya, bukan alasannya yaitu melihat..." (2 Korintus 5:7).
Mari jalani hari-hari di tahun 2016 dengan penuh iman, alasannya yaitu tidak ada yang tidak mungkin bagi setiap orang yang senantiasa berjalan bersama Tuhan!