Bukan Alasannya Ialah Kemampuan Kita

Disadur dari , edisi 8 Oktober 2019

Baca:  Ulangan 8:1-20

"...Dialah yang memperlihatkan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, menyerupai kini ini."  Ulangan 8:18

Hidup berkelimpahan bagi orang percaya bukanlah hal yang luar biasa, artinya sebagai umat Tuhan memang sudah seharusnya hidup dalam kelimpahan, bukan kekurangan.  Hal ini memang sudah dijanjikan oleh Tuhan dalam firman-Nya:  "Aku datang, semoga mereka memiliki hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."  (Yohanes 10:10b).  Namun banyak orang Katolik salah dalam menafsirkan arti  'kelimpahan'  ini.  Mereka berpikir bahwa hidup berkelimpahan itu semata-mata hanya berbicara perihal uang atau kekayaan materi, menyerupai anutan orang-orang dunia pada umumnya.

     Penafsiran yang demikian ini perlu diluruskan, alasannya maksud kelimpahan yang bahwasanya yakni kesanggupan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan bagaimana seseorang sanggup memberi efek yang faktual bagi orang-orang di sekitarnya, lantaran ia berlimpah akan karakter, berlimpah akan hikmat, dan berlimpah dalam segala hal yang baik.  Inilah maksud Tuhan memberi kelimpahan kepada Abraham  (Kejadian 22:16-18), yaitu semoga Abraham tidak hanya berfokus pada kepentingan diri sendiri, tetapi juga bisa menjadi terusan berkat bagi bangsa-bangsa.  Jika ada orang yang hidupnya berkelimpahan, tapi tidak bisa menjadi terusan berkat bagi orang lain atau tidak memberi dampak yang faktual bagi orang-orang di sekitarnya, apakah kehidupan orang tersebut layak disebut berkelimpahan dalam pandangan mata Tuhan?

     Ayat nas menegaskan bahwa Tuhan memperlihatkan kekuatan kepada kita untuk memperoleh kekayaan semoga kita sanggup menggenapi perjanjian berkat-Nya kepada Abraham ini!  Pertanyaan:  bagaimana perilaku kita terhadap perjanjian berkat Tuhan ini?  Menunggu atau bertindak berdasarkan perintah Tuhan?  "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, semoga engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, alasannya dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung."  (Yosua 1:8).

Bertindaklah sesuai kehendak Tuhan, maka kesepakatan berkat-Nya niscaya digenapi.  Ingat, bukan lantaran kemampuan dan kekuatan, berkat itu kita peroleh!