Hati Manusia: Efek Terbesar
Disadur dari , edisi 6 Oktober 2019
Baca: Amsal 27:1-27
"Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati insan mencerminkan insan itu." Amsal 27:19
Tidak ada seorang pun yang tahu isi hati seseorang, termasuk orang yang paling akrab dengannya sekalipun. Yang tahu isi hatinya yaitu orang yang bersangkutan itu sendiri dan Tuhan. Hati mempunyai imbas besar dalam kehidupan manusia. Mengapa? Sebab segala sesuatu bersumber dari hati, menyerupai tertulis: "Karena yang diucapkan lisan meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena berdasarkan ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan berdasarkan ucapanmu pula engkau akan dihukum." (Matius 12:34b, 35, 36, 37). Jadi, kondisi hati kita sanggup menuntun kita kepada kebenaran atau kejahatan.
Penulis Amsal mengingatkan, "Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh badan mereka." (Amsal 4:20, 21, 22). Karena itu firman Tuhan tak berhenti memperingatkan kita untuk menjaga hati (Amsal 4:23), alasannya yaitu jikalau hati ini hingga dibobol pencuri (Iblis), bukan hal yang tidak mungkin orang akan melaksanakan apa saja yang Iblis perintahkan, alasannya yaitu Iblis sudah menguasai hatinya. Karena itulah Daud memohon kepada Tuhan untuk menilik hatinya, "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah saya dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah saya di jalan yang kekal!" (Mazmur 139:23, 24).
Ada banyak orang Katolik membaca Injil hanya sebatas untuk mengisi otaknya saja, tidak hingga menembus hati, itulah sebabnya tak ada dampak. Sebaliknya, orang yang tekun membaca Injil dan merenungkan firman itu dan menyimpannya dalam hati, dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran AIR HIDUP (Yohanes 7:38).
Orang yang perbendaharaan hatinya dipenuhi firman Tuhan niscaya terefleksi dalam perkataan dan perbuatannya.
Baca: Amsal 27:1-27
"Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati insan mencerminkan insan itu." Amsal 27:19
Tidak ada seorang pun yang tahu isi hati seseorang, termasuk orang yang paling akrab dengannya sekalipun. Yang tahu isi hatinya yaitu orang yang bersangkutan itu sendiri dan Tuhan. Hati mempunyai imbas besar dalam kehidupan manusia. Mengapa? Sebab segala sesuatu bersumber dari hati, menyerupai tertulis: "Karena yang diucapkan lisan meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena berdasarkan ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan berdasarkan ucapanmu pula engkau akan dihukum." (Matius 12:34b, 35, 36, 37). Jadi, kondisi hati kita sanggup menuntun kita kepada kebenaran atau kejahatan.
Penulis Amsal mengingatkan, "Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh badan mereka." (Amsal 4:20, 21, 22). Karena itu firman Tuhan tak berhenti memperingatkan kita untuk menjaga hati (Amsal 4:23), alasannya yaitu jikalau hati ini hingga dibobol pencuri (Iblis), bukan hal yang tidak mungkin orang akan melaksanakan apa saja yang Iblis perintahkan, alasannya yaitu Iblis sudah menguasai hatinya. Karena itulah Daud memohon kepada Tuhan untuk menilik hatinya, "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah saya dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah saya di jalan yang kekal!" (Mazmur 139:23, 24).
Ada banyak orang Katolik membaca Injil hanya sebatas untuk mengisi otaknya saja, tidak hingga menembus hati, itulah sebabnya tak ada dampak. Sebaliknya, orang yang tekun membaca Injil dan merenungkan firman itu dan menyimpannya dalam hati, dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran AIR HIDUP (Yohanes 7:38).
Orang yang perbendaharaan hatinya dipenuhi firman Tuhan niscaya terefleksi dalam perkataan dan perbuatannya.