Kesalehan Hidup Sebagai Ukuran

Disadur dari , edisi 31 Juli 2019

Baca:  Lukas 16:10-18

"Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah."  Lukas 16:15b

Pandangan dan evaluasi dunia terhadap seseorang berbeda dengan pandangan dan evaluasi Tuhan, ibarat tertulis:  "Bukan yang dilihat insan yang dilihat Allah; insan melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."  (1 Samuel 16:7b).  Manusia selalu meneropong segala sesuatu dari sudut luarnya, tetapi Tuhan memandang segala perkara jauh ke kedalaman hatinya.  Tuhan menilai insan dari batinnya.  "Aku, TUHAN, yang menyidik hati, yang menguji batin,"  (Yeremia 17:10).

     Orang-orang Katolik sendiri sering menilai sesamanya dari apa yang nampak oleh mata jasmani.  Mereka seringkali mengukur dan menilai keberhasilan seorang hamba Tuhan dari kulit luarnya.  Mereka simpel sekali membeda-bedakan hamba Tuhan  'besar'  dan  'kecil'  dari pelayanannya.  Jika pelayanan hamba Tuhan tersebut mencakup gereja-gereja besar, dengan jemaat yang dilayaninya berjumlah ratusan atau ribuan orang, atau melayani di program KKR-KKR, mereka menyebutnya sebagai hamba Tuhan  'besar'.  Sebaliknya, walaupun ada hamba Tuhan yang benar-benar hidup taat, kudus dan setia di hadapan Tuhan, tetapi kalau ia hanya melayani gereja kecil dengan jumlah jemaat yang sedikit, pelayanannya pun di tempat pinggiran kota atau pedesaan, terhadap hamba Tuhan yang demikian, mereka menyebutnya sebagai hamba Tuhan  'kecil'.

     Siapakah yang mengetahui kedalaman hati seseorang?  Kita harus ingat apa yang Kristus katakan,  "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan beliau yang melaksanakan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus jelas kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kau sekalian pembuat kejahatan!"  (Matius 7:21-23).  Pelayanan yang tampak besar di mata insan dengan popularitas yang membubung tinggi bukan menjadi jaminan pelayanan seorang hamba Tuhan itu berkenan di hati Tuhan.

Ketaatan dan kesalehan hidup dalam melayani itulah yang dinilai Tuhan!