Pertolongan Yang Tertunda

Disadur dari , edisi 15 Agustus 2019

Baca:  Markus 5:21-43

"Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?"  Markus 5:35

Yairus ialah kepada rumah ibadat atau pemimpin sinagoga.  Itu artinya dia mempunyai kedudukan sosial yang tinggi di mata masyarakat.  Nama  'Ýairus'  mempunyai arti:  yang diterangi Tuhan.  Ia mempunyai seorang anak perempuan yang hampir mati, maka saat itu segeralah dia memohon supaya Tuhan tiba ke rumahnya untuk menolong.  Tuhan pun merespons seruan Yairus tersebut, kemudian pergilah Dia dengan orang itu.

     Di dalam bacaan dongeng ini ada terselip satu insiden lain, yaitu perempuan yang sakit pendarahan selama 12 tahun.  Saat dalam perjalanan ke rumah Yairus perempuan ini berusaha menjamah jubah Tuhan dengan berkata,  "Asal kujamah saja jubah-Nya, saya akan sembuh. Seketika itu juga berhentilah pendarahannya"  (Markus 5:28-29).  Merasa ada seseorang yang menjamah jubah-Nya, Tuhan pun menghentikan langkahnya, mendekati perempuan itu dan berkata,  "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"  (Markus 5:34).  Ketika bertemu dengan perempuan yang sakit pendarahan itu seperti Yairus terlupakan oleh Tuhan, lantaran Dia lebih fokus kepada perempuan itu, padahal Yairus juga mempunyai kebutuhan yang sangat mendesak dan tidak dapat ditunda-tunda lantaran ini bekerjasama dengan nyawa anaknya.  Sekalipun demikian Yairus tidak tersinggung atau murka kepada Tuhan yang seperti menunda waktu untuk menolong.

     Yairus tidak mengeluh, apalagi murka kepada Tuhan.  Ia tetap sabar dalam menantikan derma dari Tuhan.  Sementara Yairus menunggu Tuhan datanglah orang dari keluarganya yang membawa kabar jelek yaitu anaknya sudah mati.  Namun perlu diketahui bahwa iktikad itu tidak tergantung kepada apa yang insan katakan, tapi apa yang Tuhan katakan:  "Jangan takut, percaya saja!"  (Markus 5:36).  Sesampainya Tuhan di rumah Yairus dilihatnya banyak orang ribut, menangis dan menyesali selesai hayat anak Yairus.  Sekalipun tidak ada lagi harapan, Yairus tetap percaya kepada Tuhan.  Tuhan bertindak berdasarkan waktu-Nya.  "...dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: 'Talita kum,' yang berarti: 'Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah! Seketika itu juga anak itu bangun berdiri dan berjalan, alasannya umurnya sudah dua belas tahun.'"  (Markus 5:41-42).  

Tidak ada kata terlambat, derma Tuhan selalu sempurna pada waktu-Nya!