Zaman Sekarang: Menyerupai Zaman Nuh
Disadur dari , edisi 2 Agustus 2019
Baca: Matius 24:37-44
"Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia." Matius 24:37
Kehidupan orang-orang di zaman Nuh yakni cerminan dari kehidupan orang-orang di masa-masa kini menjelang hari kedatangan Kristus kedua kalinya, "Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, hingga kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu tiba dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia." (Matius 24:38-39). Pertanyaan: mampukah kita menawarkan kualitas hidup sama menyerupai Nuh di zamannya, yang sekalipun berada di antara orang-orang yang berlaku sedemikian jahatnya tidak terpengaruh dan tidak terbawa arus yang ada. Injil menyatakan bahwa Nuh yakni langsung yang hidup benar dan bergaul karib dengan Tuhan (Kejadian 6:9).
Adalah gampang berlaku hidup benar dan mempunyai komplotan karib dengan Tuhan jikalau berada dalam situasi atau keadaan yang mendukung, tanpa problem dan tekanan. Tetapi Nuh harus berjuang sedemikian rupa mempertahankan hidup kudus di tengah dunia yang rusak dan moral insan yang bobrok. "Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. Allah menyelidiki bumi itu dan sungguhlah rusak benar, alasannya yakni semua insan menjalankan hidup yang rusak di bumi." (Kejadian 6:11-12). Ketika diperintahkan Tuhan untuk menciptakan bahtera, Nuh taat melakukan. Ini bukan kasus mudah, butuh pengorbanan dan keberanian untuk bertindak, lantaran pada waktu itu ia harus mengalami penolakan dan mungkin intimidasi dari orang-orang di sekitarnya. Sekalipun diperingatkan bahwa perahu dibentuk dengan tujuan untuk menyelamatkan insan dari air bah, orang-orang tetap meremehkan dan tak mau peduli.
Ketaatan yakni bukti kasih seseorang kepada Tuhan. Karena kasih, orang akan menempatkan Tuhan sebagai yang terutama dalam hidupnya dan mau melaksanakan yang terbaik bagi Tuhan. Ketaatan Nuh ini menjadi sebuah pola bagi kita. Menjelang hari kedatangan Kristus yang semakin erat kita diperingatkan untuk tidak sarat dengan pesta-pora, kemabukan, juga kepentingan diri sendiri.
Tanpa ketaatan dan hidup benar kita takkan masuk ke dalam perahu keselamatan!
Baca: Matius 24:37-44
"Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia." Matius 24:37
Kehidupan orang-orang di zaman Nuh yakni cerminan dari kehidupan orang-orang di masa-masa kini menjelang hari kedatangan Kristus kedua kalinya, "Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, hingga kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu tiba dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia." (Matius 24:38-39). Pertanyaan: mampukah kita menawarkan kualitas hidup sama menyerupai Nuh di zamannya, yang sekalipun berada di antara orang-orang yang berlaku sedemikian jahatnya tidak terpengaruh dan tidak terbawa arus yang ada. Injil menyatakan bahwa Nuh yakni langsung yang hidup benar dan bergaul karib dengan Tuhan (Kejadian 6:9).
Adalah gampang berlaku hidup benar dan mempunyai komplotan karib dengan Tuhan jikalau berada dalam situasi atau keadaan yang mendukung, tanpa problem dan tekanan. Tetapi Nuh harus berjuang sedemikian rupa mempertahankan hidup kudus di tengah dunia yang rusak dan moral insan yang bobrok. "Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. Allah menyelidiki bumi itu dan sungguhlah rusak benar, alasannya yakni semua insan menjalankan hidup yang rusak di bumi." (Kejadian 6:11-12). Ketika diperintahkan Tuhan untuk menciptakan bahtera, Nuh taat melakukan. Ini bukan kasus mudah, butuh pengorbanan dan keberanian untuk bertindak, lantaran pada waktu itu ia harus mengalami penolakan dan mungkin intimidasi dari orang-orang di sekitarnya. Sekalipun diperingatkan bahwa perahu dibentuk dengan tujuan untuk menyelamatkan insan dari air bah, orang-orang tetap meremehkan dan tak mau peduli.
Ketaatan yakni bukti kasih seseorang kepada Tuhan. Karena kasih, orang akan menempatkan Tuhan sebagai yang terutama dalam hidupnya dan mau melaksanakan yang terbaik bagi Tuhan. Ketaatan Nuh ini menjadi sebuah pola bagi kita. Menjelang hari kedatangan Kristus yang semakin erat kita diperingatkan untuk tidak sarat dengan pesta-pora, kemabukan, juga kepentingan diri sendiri.
Tanpa ketaatan dan hidup benar kita takkan masuk ke dalam perahu keselamatan!