Miliki Indera Rohani Yang Sehat (3)
Disadur dari , edisi 9 Agustus 2019
Baca: Amsal 4:1-27
"Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya, peliharalah dia, lantaran dialah hidupmu." Amsal 4:13
Daud, lantaran arah pandangan matanya salah, ia pun jatuh dalam dosa perzinahan. "Sekali insiden pada waktu petang, dikala Daud bangkit dari daerah pembaringannya, kemudian berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang wanita sedang mandi; wanita itu sangat elok rupanya." (2 Samuel 11:2). Dan "Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu tiba kepadanya, kemudian Daud tidur dengan dia." (2 Samuel 11:4a). Ada konsekuensi yang harus Daud tanggung atas perbuatannya ini: "...karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati." (2 Samuel 12:14).
Berhati-hatilah dengan mata Saudara! Sebab, "Mata yaitu pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Makara kalau terperinci yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu." (Matius 6:22-23). Tuhan memperingatkan dengan keras: "...jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, lantaran lebih baik bagimu kalau satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka." (Matius 5:29). 4. Perhatikanlah langkah kaki. "Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan." (Amsal 26-27). Menempuh jalan yang rata dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri berarti kita harus menjauhi segala bentuk kejahatan.
Di tengah dunia yang penuh kejahatan ini, mampukah kita bertindak menyerupai Yusuf yang punya keberanian untuk lari meninggalkan isteri Potifar, bukti bahwa ia tidak ingin berkompromi dan mencemarkan diri dengan dosa (Kejadian 39:12)? Sebagai orang percaya, kita dipanggil bukan untuk melaksanakan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus (1 Tesalonika 4:7). Oleh alasannya yaitu itu, "Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat. Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus." (Amsal 4:14-15).
Mampu menjaga hati, menjaga lidah, menjaga mata, dan menjaga langkah kaki supaya tetap berkenan kepada Tuhan yaitu kunci untuk mempunyai hidup yang baik.
Baca: Amsal 4:1-27
"Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya, peliharalah dia, lantaran dialah hidupmu." Amsal 4:13
Daud, lantaran arah pandangan matanya salah, ia pun jatuh dalam dosa perzinahan. "Sekali insiden pada waktu petang, dikala Daud bangkit dari daerah pembaringannya, kemudian berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang wanita sedang mandi; wanita itu sangat elok rupanya." (2 Samuel 11:2). Dan "Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu tiba kepadanya, kemudian Daud tidur dengan dia." (2 Samuel 11:4a). Ada konsekuensi yang harus Daud tanggung atas perbuatannya ini: "...karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati." (2 Samuel 12:14).
Berhati-hatilah dengan mata Saudara! Sebab, "Mata yaitu pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Makara kalau terperinci yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu." (Matius 6:22-23). Tuhan memperingatkan dengan keras: "...jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, lantaran lebih baik bagimu kalau satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka." (Matius 5:29). 4. Perhatikanlah langkah kaki. "Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan." (Amsal 26-27). Menempuh jalan yang rata dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri berarti kita harus menjauhi segala bentuk kejahatan.
Di tengah dunia yang penuh kejahatan ini, mampukah kita bertindak menyerupai Yusuf yang punya keberanian untuk lari meninggalkan isteri Potifar, bukti bahwa ia tidak ingin berkompromi dan mencemarkan diri dengan dosa (Kejadian 39:12)? Sebagai orang percaya, kita dipanggil bukan untuk melaksanakan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus (1 Tesalonika 4:7). Oleh alasannya yaitu itu, "Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat. Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus." (Amsal 4:14-15).
Mampu menjaga hati, menjaga lidah, menjaga mata, dan menjaga langkah kaki supaya tetap berkenan kepada Tuhan yaitu kunci untuk mempunyai hidup yang baik.