Tuhan Mampu Menggunakan Siapa Saja

Disadur dari , edisi 14 Agustus 2019

Baca:  Keluaran 4:1-17

"Ah, Tuhan, saya ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan semenjak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, alasannya ialah saya berat lisan dan berat lidah."  Keluaran 4:10

Kita semua tahu bahwa di dalam Tuhan tidak ada masalah yang mustahil, lantaran Dia ialah Tuhan yang Mahakuasa dan Mahasanggup.  Tapi dalam praktik hidup sehari-hari kita masih saja hidup dalam ketakutan, kekuatiran, keragu-raguan dan merasa pesimis.

     Hal ini tidak hanya kita alami.  Musa pun pernah mencicipi hal yang sama saat Tuhan menentukan beliau untuk menjadi pemimpin atas umat Israel.  Tuhan berbicara kepada Musa,  "...pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."  (Keluaran 3:10).  Tuhan tidak pernah sembarangan dalam menentukan dan mengutus seseorang.  Kalau Tuhan menentukan dan mengutus seseorang, Ia niscaya akan memperlengkapi dengan kuasa dan juga memperlihatkan kemampuan Ilahi.  Untuk meyakinkan Musa ihwal panggilan ini Tuhan mendemonstrasikan kuasa-Nya di depan mata kepala Musa sendiri:  mengubah tongkat menjadi ular, menciptakan tangan Musa kena kusta putih menyerupai salju kemudian memulihkannya.  Bagaimana respons Musa?  Berbagai alasan ia sampaikan kepada Tuhan untuk menolak dan menghindar dari panggilan-Nya:  "Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus."  (Keluaran 4:13), karena  "...aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan semenjak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, alasannya ialah saya berat lisan dan berat lidah."  (Keluaran 4:10).

     Bukankah kita sering berlaku menyerupai Musa, merasa diri tak bisa apa-apa, tak punya kemampuan, dan pesimis.  Perhatikan!  Tuhan tidak menuntut kita punya banyak keahlian atau segudang talenta, yang Ia inginkan dari kita ialah hati kita, maukah kita dibuat Tuhan.  Ingat masalah Bileam, seorang nabi bebal yang suka mendapatkan upah untuk perbuatan-perbuatan jahatnya, yang ditegur Tuhan melalui seekor keledai.  "Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya, alasannya ialah keledai beban yang bisu berbicara dengan bunyi insan dan mencegah kebebalan nabi itu."  (2 Petrus 2:16).  Kalau seekor keledai beban yang bisu digunakan Tuhan untuk menegur dan memperingatkan Bileam, bukankah kita ini lebih berharga dari seekor keledai?

Jangan mengeraskan hati dengan banyak dalih atau alasan selagi panggilan Tuhan itu masih menggema.  Jangan pernah sia-siakan kesempatan yang Tuhan beri!