Hidup Diliputi Kecemasan
Disadur dari , edisi 25 Oktober 2017
Baca: Lukas 12:22-31
"Jadi, janganlah kau mempersoalkan apa yang akan kau makan atau apa yang akan kau minum dan janganlah cemas hatimu." Lukas 12:29
Hari-hari ini semua orang diliputi oleh rasa cemas. Jika orang-orang kecil diliputi oleh kecemasan akan pemenuhan kebutuhan hidupnya, orang-orang berada justru mencemaskan harta kekayaan yang dimiliki: mau disimpan di mana, takut dirampok atau dicuri, atau cukupkah untuk menjamin kelangsungan hidup turunannya. Kita akan menjadi cemas jikalau hati dan pikiran kita semata-mata tertuju kepada perkara-perkara duniawi, padahal semua yang ada di dunia ini bersifat sementara saja dan semu.
Firman Tuhan mengajar kita untuk tidak menjadi cemas. Kecemasan ialah sesuatu yang dirancang oleh Iblis untuk menghasilkan stres, ketegangan dan maut. Kecemasan ialah dosa lantaran merupakan lawan dari iman. Ketika kita mencemaskan suatu hal berarti kita sedang tidak memercayai kuasa Tuhan, mencurigai Tuhan untuk menuntaskan problem kita. Kata cemas berarti: tidak tenteram hati (karena khawatir, takut); gelisah. Apakah yang seharusnya kita lakukan terhadap semua keprihatinan perihal masalah-masalah yang sedang kita hadapi? Rasul Petrus menasihati, "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, alasannya ialah Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7). Kita diperintahkan untuk menyerahkan segala kekuatiran, bukan hanya 75 persen atau 50 persen; segalanya berarti semuanya, tanpa terkecuali.
Mengapa masih banyak di antara orang percaya hidup dalam kecemasan setiap hari, padahal mereka sudah berdoa? Karena mereka tidak menyerahkan segala permasalahan hidupnya kepada Tuhan, tapi hanya sebagian saja atau beberapa saja, dan berusaha untuk menuntaskan problem tersebut dengan kekuatan sendiri. Kita tidak akan mencemaskan apa pun kalau kita mempunyai penyerahan penuh kepada Tuhan. Tuhan takkan mengambil kecemasan dari dalam diri kita, tetapi kitalah yang harus menyerahkan kecemasan itu kepada-Nya. Ini ialah bab dari tindakan iman yang menunjukkan bahwa kita sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan. Pemazmur menulis: "...berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan diselamatkan-Nyalah mereka dari kecemasan mereka," (Mazmur 107:13).
Praktekkan firman Tuhan setiap hari, kita niscaya hidup tanpa diliputi kecemasan!
Baca: Lukas 12:22-31
"Jadi, janganlah kau mempersoalkan apa yang akan kau makan atau apa yang akan kau minum dan janganlah cemas hatimu." Lukas 12:29
Hari-hari ini semua orang diliputi oleh rasa cemas. Jika orang-orang kecil diliputi oleh kecemasan akan pemenuhan kebutuhan hidupnya, orang-orang berada justru mencemaskan harta kekayaan yang dimiliki: mau disimpan di mana, takut dirampok atau dicuri, atau cukupkah untuk menjamin kelangsungan hidup turunannya. Kita akan menjadi cemas jikalau hati dan pikiran kita semata-mata tertuju kepada perkara-perkara duniawi, padahal semua yang ada di dunia ini bersifat sementara saja dan semu.
Firman Tuhan mengajar kita untuk tidak menjadi cemas. Kecemasan ialah sesuatu yang dirancang oleh Iblis untuk menghasilkan stres, ketegangan dan maut. Kecemasan ialah dosa lantaran merupakan lawan dari iman. Ketika kita mencemaskan suatu hal berarti kita sedang tidak memercayai kuasa Tuhan, mencurigai Tuhan untuk menuntaskan problem kita. Kata cemas berarti: tidak tenteram hati (karena khawatir, takut); gelisah. Apakah yang seharusnya kita lakukan terhadap semua keprihatinan perihal masalah-masalah yang sedang kita hadapi? Rasul Petrus menasihati, "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, alasannya ialah Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7). Kita diperintahkan untuk menyerahkan segala kekuatiran, bukan hanya 75 persen atau 50 persen; segalanya berarti semuanya, tanpa terkecuali.
Mengapa masih banyak di antara orang percaya hidup dalam kecemasan setiap hari, padahal mereka sudah berdoa? Karena mereka tidak menyerahkan segala permasalahan hidupnya kepada Tuhan, tapi hanya sebagian saja atau beberapa saja, dan berusaha untuk menuntaskan problem tersebut dengan kekuatan sendiri. Kita tidak akan mencemaskan apa pun kalau kita mempunyai penyerahan penuh kepada Tuhan. Tuhan takkan mengambil kecemasan dari dalam diri kita, tetapi kitalah yang harus menyerahkan kecemasan itu kepada-Nya. Ini ialah bab dari tindakan iman yang menunjukkan bahwa kita sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan. Pemazmur menulis: "...berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan diselamatkan-Nyalah mereka dari kecemasan mereka," (Mazmur 107:13).
Praktekkan firman Tuhan setiap hari, kita niscaya hidup tanpa diliputi kecemasan!