Jangan Mencari Sumbangan Kepada Dunia

Disadur dari , edisi 25 September 2017

Baca:  Kejadian 12:10-20

"Ketika kelaparan timbul di negeri itu, pergilah Abram ke Mesir untuk tinggal di situ sebagai orang asing, lantaran hebat kelaparan di negeri itu."  Kejadian 12:10

Pada suatu saat Tuhan memanggil Abram dan menyuruhnya keluar dari negerinya dan dari sanak saudaranya.  "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;"  (Kejadian 12:1).  Lalu pergilah Abram bersama Sarai  (isterinya)  dan Lot dengan beberapa orang dan segala harta benda mereka.  Abram berjalan terus dan makin jauh ia berjalan ke Tanah Negeb, suatu wilayah padang pasir di Israel selatan.  Setelah hingga di daerah itu terjadilah kelaparan yang hebat.  Mungkin timbul pertanyaan dalam diri Abram:  "Tuhan, saya sudah taat, saya sudah melayani Engkau, tapi mengapa hal-hal yang tak menyenangkan terjadi?  Mengapa saya harus dihadapkan pada situasi yang teramat sulit menyerupai ini?"

     Kemudian lantaran kelaparan timbul di negeri itu pergilah Abram ke Mesir  (ayat nas).  Dengan kata lain, saat mengalami masalah yang berat Abram meminta sumbangan ke Mesir.  Mesir yaitu lambang dunia.  Abram pergi ke Mesir bukan atas petunjuk dari Tuhan, tetapi atas kehendaknya sendiri.  Pada waktu itu doktrin Abram belum bertumbuh sehebat yang dikisahkan dalam Alkitab, di mana ia di lalu hari disebut bapa orang percaya.  Dalam situasi-situasi sulit Abram lebih berharap kepada Mesir daripada berharap kepada Tuhan.  Abram mencoba mencari jalan keluar untuk masalahnya dengan mengandalkan jalan pikirannya sendiri yang terbatas.  Karena keadaannya sangat mendesak dan demi mendapat sumbangan secara instan, Abram bahkan berani berbohong kepada Firaun dengan menyampaikan bahwa Sarai yaitu adiknya, sehingga Sara pun diambil isteri oleh Firaun!  Namun oleh lantaran anugerah dan campur tangan Tuhan semata jadinya rumah tangga Abram dipulihkan, Sarai kembali kepadanya....

     Berbagai dilema yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup ini yaitu bab dari proses pendewasaan doktrin kita.  Karena itu Tuhan mengajar kita untuk berseru kepada-Nya dan berharap hanya kepada-Nya saja, bukan kepada yang lain, menyerupai tertulis:  "Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya."  (Mazmur 34:18).

Berharaplah hanya kepada Tuhan, lantaran pertolongan-Nya itu cukup bagi kita!