Menang Sebab Mengandalkan Yang Kuasa (1)

Disadur dari , edisi 23 September 2017

Baca:  1 Samuel 17:12-39

"Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, hingga ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?"  1 Samuel 17:26b

Suatu dikala hendak berperanglah orang Filistin dengan orang-orang Israel.  Pemimpin orang Filistin berjulukan Goliat, orang yang mempunyai postur badan yang tinggi besar bagaikan raksasa.  "Tingginya enam hasta sejengkal."  (1 Samuel 17:4).  Satu hasta kira-kira 45 cm atau sama dengan dua jengkal.  Dengan perlengkapan senjata yang lengkap  (1 Samuel 17:5-7)  Goliat menantang, mengejek dan mengintimidasi orang-orang Israel, sehingga seluruh bangsa Israel yang pada waktu itu dipimpin oleh Saul menjadi sangat ketakutan dan tawar hati.  Tidak ada satu pun orang Israel yang berani maju melawan Goliat.  Daud, yang waktu itu masih sangat muda, kemerah-merahan dan anggun parasnya, ketika melihat insiden itu dan mendengar Goliat menantang bangsanya segera berkata kepada Saul,  "Janganlah seseorang menjadi tawar hati lantaran dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu. Tetapi Saul berkata kepada Daud: 'Tidak mungkin engkau sanggup menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, alasannya ialah engkau masih muda, sedang ia semenjak dari masa mudanya telah menjadi prajurit.'"  (1 Samuel 17:32-33).

     Fakta memang menawarkan bahwa di atas kertas dan ditinjau dari sudut mana pun kekuatan Goliat jauh di atas kekuatan prajurit yang ada di pihak bangsa Israel, dan sanggup dipastikan siapa pun yang akan melawan Goliat niscaya akan dihabisinya.  Itulah sebabnya bangsa Israel menjadi tawar hati lantaran merasa tidak mungkin sanggup mengalahkan raksasa Filistin itu.  Makara ketika Daud berkata bahwa ia akan pergi melawan Goliat, mungkin orang akan menertawakan dan merendahkan Daud dengan berkata:  "Impossible mission!"  Meski demikian Daud tidak dikalahkan oleh situasi yang ada dan tidak gentar sekalipun terhadap Goliat, bahkan ia menguatkan bangsa Israel untuk tidak tawar hati.

     Ketika menghadapi duduk kasus yang teramat berat kita pun merasa bahwa duduk kasus itu begitu besar menyerupai raksasa yang tak mungkin untuk dikalahkan.  Respons kita pun sama menyerupai bangsa Israel yaitu cemas, takut dan tawar hati.  Namun seberat apa pun duduk kasus yang kita hadapi, belajarlah untuk tidak tawar hati menyerupai Daud, alasannya ialah ada tertulis:  "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu."  (Amsal 24:10).  Kalau kita tawar hati dikala dalam masalah, kita akan semakin tak berdaya!  (Bersambung)