Ketaatan Yang Telah Teruji (2)
Disadur dari , edisi 18 Oktober 2017
Baca: Matius 4:1-11
"Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat tiba melayani Yesus." Matius 4:11
Tak disangkal bahwa masakan jasmani yaitu kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia, lantaran dibutuhkan untuk kelangsungan hidup. Tetapi tujuan hidup insan bukan semata-mata untuk makan. Ada kebutuhan lain yang jauh lebih penting dari masakan jasmani, yang sanggup memilih makna dan tujuan hidup insan sesungguhnya, yaitu masakan rohani (firman Tuhan).
Gagal pada perjuangan pertama, Iblis tidak mengalah begitu saja dan terus mencobai Yesus dengan membawa Dia ke kota suci dan menempatkan-Nya di atas bubungan bait Suci. "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, lantaran ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, semoga kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." (Matius 4:6). Sebagai Mesias tentunya Yesus sangat membutuhkan legalisasi orang banyak, dan apabila Ia sanggup melompat dari atas bubungan bait suci dengan selamat di hadapan khalayak, pastilah mereka akan mengakui Dia sebagai Mesias. Namun Yesus menolak anjuran dan saran dari Iblis itu: "Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" (Matius 4:7). Yesus tidak mau mencobai Bapa dan tidak mau memperoleh popularitas sebagai Mesias dari orang banyak dengan cara mendemonstrasikan kekuatan kuasa-Nya. Berbeda dengan perilaku insan umumnya yang cenderung termakan untuk memperoleh popularitas dan pengakuan, dengan cara apa pun.
Karena kembali gagal, Iblis membawa Yesus ke atas gunung yang tinggi dan menawarkan seluruh dunia dengan segala kemegahannya. Semua itu akan diberikan kepada-Nya kalau Ia mau menyembah Iblis (Matius 4:8). Yesus sama sekali tidak tergiur dengan anjuran itu. Karena itu, Yesus berkata: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (Matius 4:10). Akhirnya, Yesus keluar sebagai pemenang, kualitas pribadi-Nya benar-benar telah teruji. Dia telah pertanda kesetiaan dan ketaatan-Nya kepada Bapa.
Di tengah situasi sulit, mampukah kita tetap menjaga kualitas hidup kita yaitu taat dan setia kepada Tuhan?
Baca: Matius 4:1-11
"Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat tiba melayani Yesus." Matius 4:11
Tak disangkal bahwa masakan jasmani yaitu kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia, lantaran dibutuhkan untuk kelangsungan hidup. Tetapi tujuan hidup insan bukan semata-mata untuk makan. Ada kebutuhan lain yang jauh lebih penting dari masakan jasmani, yang sanggup memilih makna dan tujuan hidup insan sesungguhnya, yaitu masakan rohani (firman Tuhan).
Gagal pada perjuangan pertama, Iblis tidak mengalah begitu saja dan terus mencobai Yesus dengan membawa Dia ke kota suci dan menempatkan-Nya di atas bubungan bait Suci. "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, lantaran ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, semoga kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." (Matius 4:6). Sebagai Mesias tentunya Yesus sangat membutuhkan legalisasi orang banyak, dan apabila Ia sanggup melompat dari atas bubungan bait suci dengan selamat di hadapan khalayak, pastilah mereka akan mengakui Dia sebagai Mesias. Namun Yesus menolak anjuran dan saran dari Iblis itu: "Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" (Matius 4:7). Yesus tidak mau mencobai Bapa dan tidak mau memperoleh popularitas sebagai Mesias dari orang banyak dengan cara mendemonstrasikan kekuatan kuasa-Nya. Berbeda dengan perilaku insan umumnya yang cenderung termakan untuk memperoleh popularitas dan pengakuan, dengan cara apa pun.
Karena kembali gagal, Iblis membawa Yesus ke atas gunung yang tinggi dan menawarkan seluruh dunia dengan segala kemegahannya. Semua itu akan diberikan kepada-Nya kalau Ia mau menyembah Iblis (Matius 4:8). Yesus sama sekali tidak tergiur dengan anjuran itu. Karena itu, Yesus berkata: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (Matius 4:10). Akhirnya, Yesus keluar sebagai pemenang, kualitas pribadi-Nya benar-benar telah teruji. Dia telah pertanda kesetiaan dan ketaatan-Nya kepada Bapa.
Di tengah situasi sulit, mampukah kita tetap menjaga kualitas hidup kita yaitu taat dan setia kepada Tuhan?