Perhatikan Orang Miskin, Bukan Menindas (2)
Disadur dari , edisi 21 November 2015
Baca: Yesaya 25:1-5
"Sebab Engkau menjadi daerah pengungsian bagi orang lemah, daerah pengungsian bagi orang miskin dalam kesesakannya," Yesaya 25:4
Bukan hal yang mengejutkan lagi kalau di zaman kini ini banyak orang yang kurang mempunyai kepedulian terhadap sesamanya, lantaran Bibel sudah mencatat "...bahwa pada hari-hari terakhir akan tiba masa yang sukar. Manusia akan menyayangi dirinya sendiri dan menjadi hamba uang...tidak tahu mengasihi..." (2 Timotius 3:1-4). Ada yang berpikiran membantu orang miskin yakni pemborosan. Seringkali terjadi orang kaya menindas dan berlaku semena-mena terhadap orang miskin. Berhati-hatilah, alasannya yakni ada tertulis: "Siapa mengolok-olok orang miskin menghina Penciptanya;" (Amsal 17:5). Keberadaan orang-orang miskin di hadapan Tuhan sangat berharga. Terhadap mereka Tuhan memposisikan diri-Nya sebagai daerah pengungsian, perlindungan, penolong, pelepas dan pemelihara.
Ketika melayani di bumi sebagian besar pelayanan Yesus Ia tujukan kepada orang-orang miskin, yang di dalam masyarakat Yahudi keberadaannya kurang dianggap dan dipandang sebelah mata. Ingat, di dalam kehidupan ini berlaku aturan tabur tuai. Kalau kita memberi kepada orang kaya mereka niscaya sanggup pribadi membalas santunan kita. Itulah aturan dunia! Tetapi kalau kita memberi kepada orang miskin tentunya sulit bagi mereka membalas santunan kita. Dalam hal ini Tuhanlah yang akan membalas perbuatan baik yang kita lakukan tanpa pamrih itu. Terhadap orang yang suka menolong dan memperhatikan orang miskin Tuhan akan mendengar dan menolong saat ia berseru-seru pada waktu kesesakan,. Tetapi "Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan mendapatkan jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru." (Amsal 21:13).
Sebagai orang percaya marilah kita mempraktekkan kasih dengan perbuatan nyata, dan prioritas utama dalam pemeliharaan terhadap orang yang miskin dan lemah yakni saudara-saudara kita seiman terlebih dahulu. Ketika kita memperhatikan dan menolong mereka sama artinya kita melaksanakan itu untuk Tuhan.
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah sanggup tetap di dalam dirinya?" 1 Yohanes 3:17
Baca: Yesaya 25:1-5
"Sebab Engkau menjadi daerah pengungsian bagi orang lemah, daerah pengungsian bagi orang miskin dalam kesesakannya," Yesaya 25:4
Bukan hal yang mengejutkan lagi kalau di zaman kini ini banyak orang yang kurang mempunyai kepedulian terhadap sesamanya, lantaran Bibel sudah mencatat "...bahwa pada hari-hari terakhir akan tiba masa yang sukar. Manusia akan menyayangi dirinya sendiri dan menjadi hamba uang...tidak tahu mengasihi..." (2 Timotius 3:1-4). Ada yang berpikiran membantu orang miskin yakni pemborosan. Seringkali terjadi orang kaya menindas dan berlaku semena-mena terhadap orang miskin. Berhati-hatilah, alasannya yakni ada tertulis: "Siapa mengolok-olok orang miskin menghina Penciptanya;" (Amsal 17:5). Keberadaan orang-orang miskin di hadapan Tuhan sangat berharga. Terhadap mereka Tuhan memposisikan diri-Nya sebagai daerah pengungsian, perlindungan, penolong, pelepas dan pemelihara.
Ketika melayani di bumi sebagian besar pelayanan Yesus Ia tujukan kepada orang-orang miskin, yang di dalam masyarakat Yahudi keberadaannya kurang dianggap dan dipandang sebelah mata. Ingat, di dalam kehidupan ini berlaku aturan tabur tuai. Kalau kita memberi kepada orang kaya mereka niscaya sanggup pribadi membalas santunan kita. Itulah aturan dunia! Tetapi kalau kita memberi kepada orang miskin tentunya sulit bagi mereka membalas santunan kita. Dalam hal ini Tuhanlah yang akan membalas perbuatan baik yang kita lakukan tanpa pamrih itu. Terhadap orang yang suka menolong dan memperhatikan orang miskin Tuhan akan mendengar dan menolong saat ia berseru-seru pada waktu kesesakan,. Tetapi "Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan mendapatkan jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru." (Amsal 21:13).
Sebagai orang percaya marilah kita mempraktekkan kasih dengan perbuatan nyata, dan prioritas utama dalam pemeliharaan terhadap orang yang miskin dan lemah yakni saudara-saudara kita seiman terlebih dahulu. Ketika kita memperhatikan dan menolong mereka sama artinya kita melaksanakan itu untuk Tuhan.
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah sanggup tetap di dalam dirinya?" 1 Yohanes 3:17