Siapa Yang Harus Digembalakan? (2)
Disadur dari , edisi 11 Desember 2015
Baca: Mazmur 78:70-72
"Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya." Mazmur 78:72
Sebelum menjadi pemimpin suatu bangsa yang besar Daud harus melewati proses ujian kesetiaan dalam perkara-perkara kecil trlebih dahulu. Misal ia harus menggembalakan kawanan domba milik ayahnya yang jumlahnya hanya 2-3 ekor banyaknya. Meski demikian Daud dengan setia dan penuh ketulusan mengerjakan kiprah itu tanpa ada persungutan, omelan ataupun keluh kesah, hingga risikonya Tuhan menciptakan segala sesuatu indah pada waktunya menyerupai yang ditulis oleh Asaf: "dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya beliau dari antara kandang-kandang kambing domba; dari kawasan domba-domba yang menyusui didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel, milik-Nya sendiri." (Mazmur 78:70-71). Tuhan menentukan Daud alasannya yaitu integritasnya sudah teruji sebagai gembala sehingga risikonya ia layak memimpin umat Israel. Tuhan mencari orang-orang yang setia dan nrimo hati, yang bersedia untuk menggembalakan kawanan domba yang dipercayakan kepadanya.
Selain menggembalakan keluarga, Tuhan juga mengutus kita menggembalakan orang-orang terdekat: kerabat, saudara seiman, sahabat, teman sekolah, teman kerja dan juga tetangga di lingkungan kita. Karena itu, di mana pun dan kapan pun waktunya, kita harus dapat menjadi berkat atau menjadi 'garam dan terang' bagi dunia ini. Jika ada saudara kita yang terjatuh, kita yang berpengaruh harus siap menopangnya. "Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah;" (Ibrani 12:12).
Di masa-masa menyerupai kini ini ujian dan tantangan semakin besar, dapat berupa masalah, penderitaan, kesesakan, termasuk juga imbas kecerdikan anyir dunia ini (keinginan daging, impian mata serta keangkuhan hidup), sehingga banyak anak Tuhan mengalami kejatuhan yang tadinya setia beribadah dan bersemangat melayani Tuhan kini kecewa, marah, mengalami kepahitan dan sebagainya alasannya yaitu mengalami masalah; mereka menjadi suam-suam kuku dan risikonya terbawa oleh arus dunia ini. Apakah kita akan membisu saja dan tidak berbuat sesuatu untuk menolong mereka?
Tuhan menghendaki kita mempunyai hati gembala: memperhatikan dan menuntun mereka agar kembali ke jalan Tuhan, sehingga tidak tersesat dan terhilang.
Baca: Mazmur 78:70-72
"Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya." Mazmur 78:72
Sebelum menjadi pemimpin suatu bangsa yang besar Daud harus melewati proses ujian kesetiaan dalam perkara-perkara kecil trlebih dahulu. Misal ia harus menggembalakan kawanan domba milik ayahnya yang jumlahnya hanya 2-3 ekor banyaknya. Meski demikian Daud dengan setia dan penuh ketulusan mengerjakan kiprah itu tanpa ada persungutan, omelan ataupun keluh kesah, hingga risikonya Tuhan menciptakan segala sesuatu indah pada waktunya menyerupai yang ditulis oleh Asaf: "dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya beliau dari antara kandang-kandang kambing domba; dari kawasan domba-domba yang menyusui didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel, milik-Nya sendiri." (Mazmur 78:70-71). Tuhan menentukan Daud alasannya yaitu integritasnya sudah teruji sebagai gembala sehingga risikonya ia layak memimpin umat Israel. Tuhan mencari orang-orang yang setia dan nrimo hati, yang bersedia untuk menggembalakan kawanan domba yang dipercayakan kepadanya.
Selain menggembalakan keluarga, Tuhan juga mengutus kita menggembalakan orang-orang terdekat: kerabat, saudara seiman, sahabat, teman sekolah, teman kerja dan juga tetangga di lingkungan kita. Karena itu, di mana pun dan kapan pun waktunya, kita harus dapat menjadi berkat atau menjadi 'garam dan terang' bagi dunia ini. Jika ada saudara kita yang terjatuh, kita yang berpengaruh harus siap menopangnya. "Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah;" (Ibrani 12:12).
Di masa-masa menyerupai kini ini ujian dan tantangan semakin besar, dapat berupa masalah, penderitaan, kesesakan, termasuk juga imbas kecerdikan anyir dunia ini (keinginan daging, impian mata serta keangkuhan hidup), sehingga banyak anak Tuhan mengalami kejatuhan yang tadinya setia beribadah dan bersemangat melayani Tuhan kini kecewa, marah, mengalami kepahitan dan sebagainya alasannya yaitu mengalami masalah; mereka menjadi suam-suam kuku dan risikonya terbawa oleh arus dunia ini. Apakah kita akan membisu saja dan tidak berbuat sesuatu untuk menolong mereka?
Tuhan menghendaki kita mempunyai hati gembala: memperhatikan dan menuntun mereka agar kembali ke jalan Tuhan, sehingga tidak tersesat dan terhilang.