Sucikan Diri Dari Kecemaran
Disadur dari , edisi 11 November 2015
Baca: 2 Timotius 2:14-26
"Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk digunakan tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia." 2 Timotius 2:21
Semua orang niscaya mempunyai perabot di rumahnya, yang dikenal dengan sebutan perabot rumah tangga, suatu istilah yang digunakan untuk barang-barang yang berfungsi sebagai daerah penyimpanan, daerah duduk, daerah tidur, daerah mengerjakan sesuatu dalam bentuk meja atau daerah menaruh barang di permukaannya; banyak sekali furnitur sebagai daerah penyimpanan yang biasanya dilengkapi dengan pintu, laci dan rak; lemari pakaian, lemari buku dan sebagainya. Perabot rumah tangga biasanya terbuat dari kayu, bambu, logam, besi, plastik yang masing-masing akan ditempatkan sesuai fungsinya. Perabot-perabot yang berdasarkan kita sangat penting, menarik dan berkualitas niscaya tidak akan kita taruh di daerah sembarangan, tapi di daerah strategis supaya dapat dilihat banyak orang.
Begitu pula dengan kehidupan orang percaya, bila kita mau menyucikan diri dari hal-hal jahat, tidak terlibat dalam perkara-perkara yang cemar sebagaimana yang rasul Paulus katakan, maka kita akan menjadi perabot Tuhan untuk maksud dan tujuan yang mulia. Kita akan dipilih, dikhususkan dan dipandang layak untuk digunakan Tuhan, serta disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia. "Oleh alasannya yakni engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mencintai engkau,...semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!" (Yesaya 43:4, 7). Nasihat rasul Paulus ini bukan semata-mata ditujukan kepada Timotius, anak rohani sekaligus rekan kerja sepelayanannya, yang menjadi penilik atau penatua jemaat di Efesus, tetapi juga ditujukan untuk semua orang percaya yang terpanggil untuk melayani Tuhan dengan kiprah yang berbeda-beda.
Arti kata menyucikan diri (ayat nas) berarti membersihkan secara menyeluruh, komplet, lengkap. Tidak ada istilah kompromi atau suam-suam kuku, alasannya yakni itu "...barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!" (Wahyu 22:11).
"Allah memanggil kita bukan untuk melaksanakan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus." 1 Tesalonika 4:7
Baca: 2 Timotius 2:14-26
"Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk digunakan tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia." 2 Timotius 2:21
Semua orang niscaya mempunyai perabot di rumahnya, yang dikenal dengan sebutan perabot rumah tangga, suatu istilah yang digunakan untuk barang-barang yang berfungsi sebagai daerah penyimpanan, daerah duduk, daerah tidur, daerah mengerjakan sesuatu dalam bentuk meja atau daerah menaruh barang di permukaannya; banyak sekali furnitur sebagai daerah penyimpanan yang biasanya dilengkapi dengan pintu, laci dan rak; lemari pakaian, lemari buku dan sebagainya. Perabot rumah tangga biasanya terbuat dari kayu, bambu, logam, besi, plastik yang masing-masing akan ditempatkan sesuai fungsinya. Perabot-perabot yang berdasarkan kita sangat penting, menarik dan berkualitas niscaya tidak akan kita taruh di daerah sembarangan, tapi di daerah strategis supaya dapat dilihat banyak orang.
Begitu pula dengan kehidupan orang percaya, bila kita mau menyucikan diri dari hal-hal jahat, tidak terlibat dalam perkara-perkara yang cemar sebagaimana yang rasul Paulus katakan, maka kita akan menjadi perabot Tuhan untuk maksud dan tujuan yang mulia. Kita akan dipilih, dikhususkan dan dipandang layak untuk digunakan Tuhan, serta disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia. "Oleh alasannya yakni engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mencintai engkau,...semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!" (Yesaya 43:4, 7). Nasihat rasul Paulus ini bukan semata-mata ditujukan kepada Timotius, anak rohani sekaligus rekan kerja sepelayanannya, yang menjadi penilik atau penatua jemaat di Efesus, tetapi juga ditujukan untuk semua orang percaya yang terpanggil untuk melayani Tuhan dengan kiprah yang berbeda-beda.
Arti kata menyucikan diri (ayat nas) berarti membersihkan secara menyeluruh, komplet, lengkap. Tidak ada istilah kompromi atau suam-suam kuku, alasannya yakni itu "...barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!" (Wahyu 22:11).
"Allah memanggil kita bukan untuk melaksanakan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus." 1 Tesalonika 4:7