Tindakan Akidah Menghasilkan Mujizat

Disadur dari , edisi 17 November 2015

Baca:  Keluaran 15:22-27

"Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; kemudian air itu menjadi manis."  Keluaran 15:25

Hal pertama yang dilakukan umat Israel saat mereka mendapati air di Mara pahit rasanya dan tidak sanggup diminum yakni mengeluh, mengomel dan bersungut-sungut.  Begitu pula yang diperbuat banyak orang Nasrani saat mencicipi hal-hal pahit dalam hidupnya  (kehancuran rumah tangga, kegagalan studi, bisnis yang pailit dan sebagainya)  pribadi mengeluh, menggerutu, mengomel, bersungut-sungut, murka dan mencari kambing hitam.  Langkah mereka terus dibayang-bayangi kegagalan dan kehancuran lantaran terus membesar-besarkan problem yang ada, sehingga mereka tidak sanggup melihat sisi positif setiap insiden yang terjadi.

     Berbeda yang dilakukan Musa.  Ketika menghadapi problem ia tahu apa yang harus diperbuatanya:  "Musa berseru-seru kepada TUHAN,"  (ayat 25).  Dalam Mazmur 50:15 dikatakan,  "Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku."  Tuhan pun menjawab undangan Musa dengan memperlihatkan jalan keluar untuk masalahnya dengan memperlihatkan kepadanya sepotong kayu.  Tanpa menunggu lama, Musa  "...melemparkan kayu itu ke dalam air; kemudian air itu menjadi manis."  Untuk melihat dan mengalami perkara-perkara aneh dari Tuhan perlu sekali kita berdoa dengan keyakinan dan mempraktekkan keyakinan tersebut dengan perbuatan yang nyata, sebab  "Jika keyakinan itu tidak disertai perbuatan, maka keyakinan itu pada hakekatnya yakni mati."  (Yakobus 2:17).  Kaprikornus keyakinan selalu berhubungan dengan perbuatan!

     Dalam menghadapi problem apa pun berhentilah bersungut-sungut!  Berdoalah kepada Tuhan dan bertindaklah dengan iman.  Adalah sia-sia kita berkata mempunyai keyakinan kalau perbuatan kita sendiri tidak memperlihatkan iman.  Tindakan melemparkan kayu ke dalam air yakni perwujudan iman.  Kalau tidak punya keyakinan mana mungkin Musa mau melakukannya, bukankah yang dilempar itu hanya kayu biasa?  Tapi lantaran Tuhan yang menyediakan, Musa pun peka apa yang menjadi maksud Tuhan.  Ini berbicara wacana ketaatan.  Setiap ketaatan selalu mendatangkan berkat dan mujizat!  Air yang pahit bermetamorfosis manis.  Kayu itu tidak berkuasa mengubah air yang pahit menjadi manis, tetapi tindakan keyakinan Musa dan campur tangan Tuhan itulah yang menghasilkan mujizat.

Iman yakni pintu gerbang menuju karya adikodrati.  Ilahi dinyatakan.