Puji-Pujian Mendatangkan Kekuatan
Disadur dari , edisi 16 November 2018
Baca: Mazmur 34:1-6
"Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku." Mazmur 34:2
Tak banyak orang Katolik bisa menjaga mulutnya untuk tidak memperkatakan hal-hal yang negatif dikala menghadapi duduk kasus atau kesulitan. Begitu duduk kasus datang, seketika itu pula terlontar omelan, keluhan dan persungutan.
Daud bukanlah orang yang hidup tanpa masalah. Sekalipun menghadapi duduk kasus tak membuatnya larut dalam kepedihan dan mengasihani diri sendiri, melainkan dia bertekad untuk memuji Tuhan pada segala waktu, artinya di segala keadaan, baik atau tidak baik waktunya, susah atau senang, puji-pujian bagi Tuhan ialah hal yang teramat penting bagi orang percaya! Ketahuilah bahwa dikala kita memuji dan memuliakan Tuhan kita sedang mengaplikasikan dogma kita dalam perbuatan. Sama mirip badan jasmani perlu bergerak atau berolahraga biar menjadi kuat, sehat, dan bugar, begitu pula kita perlu mengaplikasikan dogma melalui doa, penyembahan, kebanggaan dan ucapan syukur.
Inilah yang juga dilakukan Abraham dikala sedang menanti-nantikan komitmen Tuhan: "Tetapi terhadap komitmen Allah dia tidak bimbang lantaran ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan dia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melakukan apa yang telah Ia janjikan." (Roma 4:20-21). Janji Tuhan ialah ya dan amin! Tuhan tidak pernah ingkar dengan janji-Nya (Bilangan 23:19). Jangan sekali-kali merasa bimbang, lantaran jikalau kita bimbang sama artinya kita tidak percaya kepada Tuhan. Kebimbangan ialah lawan dari iman! "Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa dia akan mendapatkan sesuatu dari Tuhan." (Yakobus 1:7). Kebimbangan menyerupai tembok tebal yang menghalangi kita untuk sanggup melihat pekerjaan Tuhan dinyatakan. Secara nalar Abraham punya alasan untuk tidak memercayai komitmen Tuhan dan menjadi lemah, tapi dia terus melatih 'otot-otot' imannya melalui kebanggaan dan penyembahan kepada Tuhan. Akhirnya Abraham pun mengalami penggenapan komitmen Tuhan sesuai dengan waktunya Tuhan.
Jangan berhenti memuji-muji Tuhan, lantaran di dalam puji-pujian ada kekuatan iman!
Baca: Mazmur 34:1-6
"Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku." Mazmur 34:2
Tak banyak orang Katolik bisa menjaga mulutnya untuk tidak memperkatakan hal-hal yang negatif dikala menghadapi duduk kasus atau kesulitan. Begitu duduk kasus datang, seketika itu pula terlontar omelan, keluhan dan persungutan.
Daud bukanlah orang yang hidup tanpa masalah. Sekalipun menghadapi duduk kasus tak membuatnya larut dalam kepedihan dan mengasihani diri sendiri, melainkan dia bertekad untuk memuji Tuhan pada segala waktu, artinya di segala keadaan, baik atau tidak baik waktunya, susah atau senang, puji-pujian bagi Tuhan ialah hal yang teramat penting bagi orang percaya! Ketahuilah bahwa dikala kita memuji dan memuliakan Tuhan kita sedang mengaplikasikan dogma kita dalam perbuatan. Sama mirip badan jasmani perlu bergerak atau berolahraga biar menjadi kuat, sehat, dan bugar, begitu pula kita perlu mengaplikasikan dogma melalui doa, penyembahan, kebanggaan dan ucapan syukur.
Inilah yang juga dilakukan Abraham dikala sedang menanti-nantikan komitmen Tuhan: "Tetapi terhadap komitmen Allah dia tidak bimbang lantaran ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan dia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melakukan apa yang telah Ia janjikan." (Roma 4:20-21). Janji Tuhan ialah ya dan amin! Tuhan tidak pernah ingkar dengan janji-Nya (Bilangan 23:19). Jangan sekali-kali merasa bimbang, lantaran jikalau kita bimbang sama artinya kita tidak percaya kepada Tuhan. Kebimbangan ialah lawan dari iman! "Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa dia akan mendapatkan sesuatu dari Tuhan." (Yakobus 1:7). Kebimbangan menyerupai tembok tebal yang menghalangi kita untuk sanggup melihat pekerjaan Tuhan dinyatakan. Secara nalar Abraham punya alasan untuk tidak memercayai komitmen Tuhan dan menjadi lemah, tapi dia terus melatih 'otot-otot' imannya melalui kebanggaan dan penyembahan kepada Tuhan. Akhirnya Abraham pun mengalami penggenapan komitmen Tuhan sesuai dengan waktunya Tuhan.
Jangan berhenti memuji-muji Tuhan, lantaran di dalam puji-pujian ada kekuatan iman!