Jadilah Orang Rendah Hati

Disadur dari , edisi 25 Januari 2017

BacaLukas 14:7-11

"Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."  Lukas 14:11

Secara naluriah insan ingin dipuji, diperhatikan, diprioritaskan, dihargai dan tidak mau direndahkan atau disepelekan.  Karena itu insan cenderung meninggikan diri dan sulit merendahkan hati.  Di zaman  'keras'  ibarat ini sulit menemukan orang yang rendah hati, lantaran kebanyakan orang berpikir bahwa kerendahan hati itu identik dengan kelemahan, di mana pamor atau gengsi akan turun.

     Kerendahan hati sebetulnya yakni sifat bijak dalam diri seseorang yang menciptakan ia sanggup memposisikan dirinya sama dengan orang lain, tidak merasa lebih pintar, tidak merasa lebih baik, tidak merasa lebih mahir, tidak merasa lebih hebat, dan sanggup menghargai orang lain dengan tulus.  Inilah sifat yang harus kita miliki sebagai pengikut Kristus, alasannya yakni Tuhan Yesus sendiri telah memperlihatkan pola hidup,  "...yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat hingga mati, bahkan hingga mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,"  (Filipi 2:6-9).

     Tanda orang punya kerendahan hati:  1.  Berani mengakui kesalahan.  Karena gengsi, sedikit orang berani mengakui kesalahan sendiri di depan sesamanya, bahkan di hadapan Tuhan;  mereka lebih menentukan menyembunyikan kesalahannya dan berlaku munafik.  "Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi."  (Amsal 28:13).  2.  Mau berguru dan diajar.  Proses  'belajar dan diajar'  itu tidak hanya melalui pendidikan forman di sekolah atau kampus, tetapi juga melalui  'sekolah'  kehidupan saat kita berinteraksi dengan sesama di mana pun berada.  Proses ini tidak mengenal batasan usia dan waktu...  "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya."  (Amsal 27:17).

"Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan."  Amsal 18:12