Semakin Peka Akan Bunyi Yang Kuasa (2)

Disadur dari , edisi 12 Februari 2017

Baca:  Yesaya 50:4-11

"Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar menyerupai seorang murid."  Yesaya 50:4b

Melalui perjalanan hidup Samuel ini, kita sanggup berguru bahwa langkah kesetiaan kepada Tuhan itu selalu diawali dari hal-hal yang kecil.  Kalau kita setia dalam masalah yang kecil Tuhan akan mempercayakan kepada kita hal-hal yang jauh lebih besar,  "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar."  (Lukas 16:10).  Pertumbuhan rohani Samuel ini karenanya menjadi suatu kesaksian yang baik bagi seluruh umat Israel,  "Maka tahulah seluruh Israel dari Dan hingga Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN."  (1 Samuel 3:20).  Samuel pun dipercaya Tuhan untuk melaksanakan banyak sekali kiprah pelayanan:  hakim, nabi, penasihat dan orang yang mempersiapkan raja untuk Israel.

     Dalam kapasitasnya sebagai pemimpin rohani menggantikan imam Eli dengan otoritas dari Tuhan, Samuel berhasil mempersatukan bangsa Israel yang tercerai-berai alasannya terpukul oleh bangsa Filistin  (1 Samuel 7:3).  Keberhasilan pelayanan Samuel ialah imbas dari kepekaannya dalam mendengar bunyi Tuhan.  Saudara rindu dipercaya Tuhan untuk perkara-perkara besar?  Pertajam telinga Saudara untuk mendengar bunyi Tuhan menyerupai seorang murid yang dengar-dengaran akan bunyi gurunya, dan menyerupai domba yang peka akan bunyi gembalanya.  Tuhan Yesus berkata,  "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,"  (Yohanes 10:27).  Domba-domba Kristus sejati niscaya mengenal dengan baik bunyi gembalanya alasannya mempunyai komplotan yang karib.  Kristus ialah Gembala Agung kita, alasannya itu harus senantiasa mendengar suara-Nya dan taat kepada-Nya.

     Tanpa mempunyai komplotan yang karib dengan Tuhan  (seperti Daniel:  "Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, menyerupai yang biasa dilakukannya."  (Daniel 6:11)), membaca dan merenungkan firman Tuhan, tidak mungkin kita sanggup mendengar bunyi Tuhan.

"setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata,"  Yakobus 1:19