Orang Percaya: Menyayangi Tanpa Syarat

Disadur dari , edisi 15 Februari 2017

Baca1 Yohanes 2:7-17

"Barangsiapa menyayangi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam ia tidak ada penyesatan."  1 Yohanes 2:10

Dunia dikala ini benar-benar sedang krisis kasih.  "Dan lantaran makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin."  (Matius 24:12).  Kasih benar-benar menjadi sesuatu yang teramat mahal dan langka.  Kalaupun orang mempraktekkan kasih, kasih mereka yaitu kasih yang disertai dengan tendensi atau motivasi terselubung, atau menyayangi hanya orang yang mengasihi.  "Dan jikalau kau menyayangi orang yang menyayangi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun menyayangi juga orang-orang yang menyayangi mereka. Sebab jikalau kau berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian."  (Lukas 6:32-33).  Inilah prinsip menyayangi yang dunia terapkan!

     Bagaimana prinsip menyayangi yang sesuai dengan kehendak Tuhan?  Injil menyatakan,  "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh lantaran Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa."  (Roma 5:8), artinya bahwa kasih Tuhan kepada kita yaitu kasih tak bersyarat, tanpa pamrih, kasih agape.  Kasih menyerupai inilah yang Tuhan kehendaki untuk kita praktekkan yaitu menyayangi dengan cara Tuhan mengasihi.  Karena Tuhan telah terlebih dahulu menyayangi kita, maka kasih yang telah kita terima itu harus disalurkan kepada sesama, sesuai dengan kehendak-Nya.  Kita dikatakan telah mempraktekkan kasih Tuhan kepada sesama apabila di dalam hati kita tidak dipenuhi oleh kebencian, lantaran kasih dan kebencian yaitu dua hal yang bertolak belakang.  Mustahil kita berkata menyayangi sesama kalau dalam praktek hidup sehari-hari kita masih menaruh dendam dan kebencian kepada orang lain.

     Ajaran utama Kristus yaitu kasih, maka sudah seharusnya kita yang berada di dalam Dia mempunyai sifat yang sama menyerupai Kristus.  Pada dikala seseorang membenci saudaranya, maka tidak ada kasih Tuhan di dalamnya.  Sebagaimana Kristus telah mengorbankan nyawa-Nya untuk menebus dosa dan mengampuni kesalahan kita, maka kasih kristus inilah yang selayaknya mendorong dan memampukan kita untuk menyayangi dan mengampuni orang lain, termasuk menyayangi dan mengampuni musuh.

Ciri utama orang percaya yaitu mempunyai kasih yang tanpa syarat, menyerupai Kristus!