Semakin Peka Akan Bunyi Yang Kuasa (1)
Disadur dari , edisi 11 Februari 2017
Baca: 1 Samuel 3:1-21
"Dan Samuel menjawab: "Berbicaralah, alasannya ialah hamba-Mu ini mendengar." 1 Samuel 3:10b
Nama Samuel ialah lisan dari bahasa Ibrani yang berarti 'Tuhan mendengar'. Ini lisan sukacita Hana lantaran Tuhan mendengar pergumulan doanya. "Ia menamai anak itu Samuel, alasannya ialah katanya: 'Aku telah memintanya dari pada TUHAN.'" (1 Samuel 1:20). Samuel merupakan tanggapan doa Hana yang terus-menerus dinaikkan kepada Tuhan di tengah kesusahan hati yang mendalam. Ia dahulu tertutup kandungannya, tidak mungkin punya keturunan, namun tidak ada kasus yang tidak mungkin bagi Tuhan. "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?" (Lukas 18:7).
Samuel memulai pelayanannya semenjak masih kecil sesuai komitmen ibunya untuk menyerahkan anaknya ke dalam pengasuhan imam Eli. "Maka akupun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN." (1 Samuel 1:28). Sejak itulah Samuel berada di lingkungan pastori dan berguru melayani Tuhan di bawah pengawasan imam Eli. Setiap hari Samuel muda dibimbing imam Eli untuk kiprah sucinya dan dilatih berguru mendengarkan bunyi Tuhan. Karena keterbatasan pengetahuannya, pada awalnya Samuel tidak mengenal bunyi yang berbicara kepadanya. Bibel mencatat bahwa Tuhan memanggil Samuel sebanyak tiga kali namun ia belum menanggapinya lantaran belum mengenali bunyi Tuhan. Imam Eli terus membimbing dan mengajari Samuel bagaimana mempunyai kepekaan mendengar bunyi Tuhan. "Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, alasannya ialah hamba-Mu ini mendengar." (ayat 9). Ketika Tuhan memanggil Samuel lagi untuk ketiga kalinya ia pun menjawab: "Berbicaralah, alasannya ialah hamba-Mu ini mendengar." (ayat nas).
Seiring berjalannya waktu "...Samuel makin besar dan TUHAN menyertai ia dan tidak ada satupun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur." (1 Samuel 3:19). Akhirnya Tuhan mempercayakan tanggung jawab pelayanan yang lebih besar kepada Samuel lantaran ia mempunyai kepekaan akan bunyi Tuhan.
Peka bunyi Tuhan tidak terjadi secara instan, tapi melalui proses bergaul karib dengan-Nya setiap waktu.
Baca: 1 Samuel 3:1-21
"Dan Samuel menjawab: "Berbicaralah, alasannya ialah hamba-Mu ini mendengar." 1 Samuel 3:10b
Nama Samuel ialah lisan dari bahasa Ibrani yang berarti 'Tuhan mendengar'. Ini lisan sukacita Hana lantaran Tuhan mendengar pergumulan doanya. "Ia menamai anak itu Samuel, alasannya ialah katanya: 'Aku telah memintanya dari pada TUHAN.'" (1 Samuel 1:20). Samuel merupakan tanggapan doa Hana yang terus-menerus dinaikkan kepada Tuhan di tengah kesusahan hati yang mendalam. Ia dahulu tertutup kandungannya, tidak mungkin punya keturunan, namun tidak ada kasus yang tidak mungkin bagi Tuhan. "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?" (Lukas 18:7).
Samuel memulai pelayanannya semenjak masih kecil sesuai komitmen ibunya untuk menyerahkan anaknya ke dalam pengasuhan imam Eli. "Maka akupun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN." (1 Samuel 1:28). Sejak itulah Samuel berada di lingkungan pastori dan berguru melayani Tuhan di bawah pengawasan imam Eli. Setiap hari Samuel muda dibimbing imam Eli untuk kiprah sucinya dan dilatih berguru mendengarkan bunyi Tuhan. Karena keterbatasan pengetahuannya, pada awalnya Samuel tidak mengenal bunyi yang berbicara kepadanya. Bibel mencatat bahwa Tuhan memanggil Samuel sebanyak tiga kali namun ia belum menanggapinya lantaran belum mengenali bunyi Tuhan. Imam Eli terus membimbing dan mengajari Samuel bagaimana mempunyai kepekaan mendengar bunyi Tuhan. "Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, alasannya ialah hamba-Mu ini mendengar." (ayat 9). Ketika Tuhan memanggil Samuel lagi untuk ketiga kalinya ia pun menjawab: "Berbicaralah, alasannya ialah hamba-Mu ini mendengar." (ayat nas).
Seiring berjalannya waktu "...Samuel makin besar dan TUHAN menyertai ia dan tidak ada satupun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur." (1 Samuel 3:19). Akhirnya Tuhan mempercayakan tanggung jawab pelayanan yang lebih besar kepada Samuel lantaran ia mempunyai kepekaan akan bunyi Tuhan.
Peka bunyi Tuhan tidak terjadi secara instan, tapi melalui proses bergaul karib dengan-Nya setiap waktu.