Asal Punya Tuhan, Itu Lebih Dari Cukup

Disadur dari , edisi 6 Juli 2019

Baca:  Habakuk 3:1-19

"Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan materi makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun saya akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku."  Habakuk 3:17-18

Nama  'Habakuk'  berasal dari kata Ibrani yang mempunyai arti memeluk.  Jadi, nabi ini disebut Pemeluk, entah disebabkan lantaran kasihnya yang teramat mendalam kepada Tuhan, ataukah lantaran ia sedang bergumul jago dengan Tuhan.

     Terdapat keunikan dalam kitab Habakuk ini:  di dalam dua pasal pertama terdapat obrolan antara Habakuk dengan Tuhan.  Habakuk tidak hanya protes mengenai kejahatan dan ketidakadilan yang terjadi, tapi ia juga hingga menantang Tuhan, bagaimana Ia yang Mahakudus sanggup bertoleransi mengenai kejahatan itu.  Tapi dalam pasal 3 Habakuk mulai berdoa supaya Tuhan menggenapi rencana-Nya di tengah-tengah bangsa yang tertindas.  Kemudian Tuhan memberinya suatu penglihatan:  "Allah tiba dari negeri Teman dan Yang Mahakudus dari pegunungan Paran. Sela. Keagungan-Nya menutupi segenap langit, dan bumipun penuh dengan kebanggaan kepada-Nya. Ada kilauan menyerupai cahaya, sinar cahaya dari sisi-Nya dan di situlah terselubung kekuatan-Nya."  (Habakuk 3:3-4).  Penglihatan-penglihatan yang dilihatnya ini menjadikan perasaan gentar yang luar biasa dan bercampur keyakinan dalam hatinya.  "Ketika saya mendengarnya, gemetarlah hatiku, mendengar bunyinya, menggigillah bibirku; tulang-tulangku seolah-olah kemasukan sengal, dan saya gemetar di kawasan saya berdiri; namun dengan hening akan kunantikan hari kesusahan, yang akan mendatangi bangsa yang bergerombolan menyerang kami."  (Habakuk 3:16).

     Akhirnya timbullah keyakinan di dalam diri Habakuk.  Iman yang bukan sekedar percaya, tapi merupakan suatu kesetiaan dan ketaatan teguh sekalipun berada di situasi yang tampaknya tidak ada harapan, alasannya yakni keyakinan itu butuh bukti atau tindakan nyata.  Iman yakni wujud ketergantungan penuh kepada Tuhan .  Karena itu sekalipun segala sesuatu tampak buruk.  Habakuk tetap bisa bersukacita di dalam Tuhan yang menyelamatkan.

Iman memampukan Habakuk untuk tetap besar lengan berkuasa di tengah situasi jelek sekali pun!