Cara Ilahi Di Luar Aliran Kita

Disadur dari , edisi 18 Juli 2019

Baca:  Mazmur 105:16-24

"Ketika Ia mendatangkan kelaparan ke atas negeri itu, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan, diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual menjadi budak."  Mazmur 105:16-17

Saat sedang dihadapkan dengan permasalahan yang berat, seringkali dalam doa-doa kita, kita memaksa Tuhan untuk segera menolong kita dan berharap cara Tuhan menolong itu sesuai dengan cara kita, jalan Tuhan dalam menolong itu menyerupai jalan kita.  Dalam firman-Nya Tuhan sudah menegaskan bahwa  "...rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."  (Yesaya 55:8-9).  Karena itu milikilah keyakinan dan penyerahan diri penuh kepada Tuhan, tak perlu kita mereka-reka jalan berdasarkan aliran kebijaksanaan kita.

     Ketika bangsa Israel dilanda kelaparan yang dahsyat, Tuhan menyelamatkan umat-Nya ini dengan cara-Nya yang di luar nalar, tak sanggup dimengerti dan tak terjangkau oleh jalan aliran manusia.  Bukankah Tuhan sanggup mendatangkan kesuburan tanah di Kanaan tanpa harus mengirim Yusuf ke Mesir dengan cara yang sedemikian unik?  Namun Tuhan tak menempuh jalan yang direka-reka manusia.  Tanah Kanaan ketika itu akan mengalami kelaparan yang dahsyat, dan Tuhan telah mengetahui apa yang akan terjadi jauh sebelum dikala itu.  Yusuf, yang pada waktu itu masih berusia belia ialah sekitar 17 tahun, diutus Tuhan untuk ke Mesir demi evakuasi bangsa dan juga sanak saudaranya.  Untuk hingga ke Mesir Yusuf harus melewati perjalanan hidup yang penuh liku dan derita.  Pada kesudahannya Tuhan menciptakan segala sesuatu indah pada waktu-Nya!  "Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu. Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: 'Dengan ini saya melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.'"  (Kejadian 41:40-41).  Ketika itu Yusuf berumur sekitar 30 tahun.

     Yusuf pun mengurus tanah Mesir sehingga negeri itu makmur dan berlimpah materi makanan  (Kejadian 41:46-49).  Dengan demikian bangsanya, orangtua serta sanak-saudaranya tiba ke Mesir dan diselamatkan dari tragedi kelaparan.

Jalan Tuhan dalam menolong umat-Nya itu penuh dengan keajaiban!