Kristus Sebagai Korban Sempurna
Disadur dari , edisi 2 Juli 2019
Baca: Ibrani 10:1-18
"Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan." Ibrani 10:14
Alkitab menyatakan bahwa "...hampir segala sesuatu disucikan berdasarkan aturan Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan." (Ibrani 9:22). Di zaman Perjanjian Lama, apabila seseorang ingin beribadah kepada Tuhan, ia harus membawa korban persembahan sebagai pengganti dosanya. Dengan kata lain, seseorang dianggap tidak layak untuk menghadap Tuhan yang Mahakudus apabila tidak ada korban yang dibawa untuk dipersembahkan. "Apabila seseorang di antaramu hendak mempersembahkan persembahan kepada TUHAN, haruslah persembahanmu yang kau persembahkan itu dari ternak, yakni dari lembu sapi atau dari kambing domba." (Imamat 1:2), dan "Jikalau persembahannya kepada TUHAN merupakan korban bakaran dari burung, haruslah ia mempersembahkan korbannya itu dari burung tekukur atau dari anak burung merpati." (Imamat 1:14). Selalu ada korban sebagai pengganti dosa, dan korban yang dipersembahkan kepada Tuhan haruslah yang tepat dan tak bercacat.
Jadi, saat seseorang tiba kepada Tuhan, hal pertama yang dilakukan oleh seorang imam yakni mengusut korban yang hendak dipersembahkan. Orang itu dianggap layak untuk menghadap Tuhan bukan lantaran siapa dirinya, melainkan lantaran korban yang dipersembahkan sebagai pengganti dosanya. Sekarang ini kita patut bersyukur lantaran kita tidak perlu lagi menghadap Tuhan dengan membawa hewan sebagai korban, alasannya yakni segala korban itu sudah disempurnakan melalui pengorbanan Kristus di kayu salib. "Sebab kau tahu, bahwa kau telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kau warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama ibarat darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19). Dalam hal ini Kristus tidak hanya bertindak sebagai Imam Besar untuk menjadi mediator antara Bapa dengan manusia, tetapi Ia juga menjadi korban pengganti.
Saat kita tiba kepada Bapa, Bapa tidak lagi melihat diri kita yang berdosa, tapi Dia melihat Kristus yang menjadi korban untuk penebusan dosa.
Pengorbanan Kristus di kayu salib melayakkan kita untuk tiba kepada Bapa!
Baca: Ibrani 10:1-18
"Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan." Ibrani 10:14
Alkitab menyatakan bahwa "...hampir segala sesuatu disucikan berdasarkan aturan Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan." (Ibrani 9:22). Di zaman Perjanjian Lama, apabila seseorang ingin beribadah kepada Tuhan, ia harus membawa korban persembahan sebagai pengganti dosanya. Dengan kata lain, seseorang dianggap tidak layak untuk menghadap Tuhan yang Mahakudus apabila tidak ada korban yang dibawa untuk dipersembahkan. "Apabila seseorang di antaramu hendak mempersembahkan persembahan kepada TUHAN, haruslah persembahanmu yang kau persembahkan itu dari ternak, yakni dari lembu sapi atau dari kambing domba." (Imamat 1:2), dan "Jikalau persembahannya kepada TUHAN merupakan korban bakaran dari burung, haruslah ia mempersembahkan korbannya itu dari burung tekukur atau dari anak burung merpati." (Imamat 1:14). Selalu ada korban sebagai pengganti dosa, dan korban yang dipersembahkan kepada Tuhan haruslah yang tepat dan tak bercacat.
Jadi, saat seseorang tiba kepada Tuhan, hal pertama yang dilakukan oleh seorang imam yakni mengusut korban yang hendak dipersembahkan. Orang itu dianggap layak untuk menghadap Tuhan bukan lantaran siapa dirinya, melainkan lantaran korban yang dipersembahkan sebagai pengganti dosanya. Sekarang ini kita patut bersyukur lantaran kita tidak perlu lagi menghadap Tuhan dengan membawa hewan sebagai korban, alasannya yakni segala korban itu sudah disempurnakan melalui pengorbanan Kristus di kayu salib. "Sebab kau tahu, bahwa kau telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kau warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama ibarat darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19). Dalam hal ini Kristus tidak hanya bertindak sebagai Imam Besar untuk menjadi mediator antara Bapa dengan manusia, tetapi Ia juga menjadi korban pengganti.
Saat kita tiba kepada Bapa, Bapa tidak lagi melihat diri kita yang berdosa, tapi Dia melihat Kristus yang menjadi korban untuk penebusan dosa.
Pengorbanan Kristus di kayu salib melayakkan kita untuk tiba kepada Bapa!