Jiwa-Jiwa: Berharga Di Mata Ilahi (2)
Disadur dari , edisi 15 Juli 2017
Baca: 1 Korintus 9:15-23
"Segala sesuatu ini saya lakukan alasannya yakni Injil, supaya saya menerima bab dalamnya." 1 Korintus 9:23
Dengan segala tipu dayanya Iblis terus berjalan keliling ibarat singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang sanggup ditelannya (baca 1 Petrus 5:8), dengan mengatakan segala kenikmatan dan kemewahan dunia ini supaya insan kian terlena dengan hal-hal yang duniawi, sehingga tujuannya untuk menyesatkan jiwa-jiwa tercapai. Melihat jiwa-jiwa yang terhilang dan sedang berjalan menuju kepada kebinasaan, akankah kita bersikap masa bodoh? Jika Tuhan begitu menyayangi dan memperdulikan jiwa-jiwa yang terhilang (orang berdosa), masakan kita tidak punya hati yang terbeban bagi mereka?
Kebanyakan orang tidak mengerti betapa pentingnya jiwa-jiwa bagi Tuhan, sehingga mereka bersikap ibarat orang-orang Farisi dan andal Taurat yang bersungut-sungut dikala melihat Tuhan Yesus makan bantu-membantu dengan orang berdosa (baca Lukas 15:2). Ketika ada jemaat Tuhan yang mulai undur dari persekutuan, dikala melihat orang-orang di sekitar hidup dalam dosa, banyak dari kita termasuk para pelayan Tuhan justru bersikap acuh, dan tidak sedikit yang menghakimi. Kita tidak berbuat sesuatu biar mereka sanggup kembali kepada Tuhan dan diselamatkan. Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan kita dipanggil untuk melaksanakan sebuah kiprah yang mulia yaitu menjangkau jiwa-jiwa yang terhilang.
Untuk sanggup mengerjakan panggilan Tuhan ini kuncinya adalah 'hati hamba'. Tanpa mempunyai hati hamba tak gampang bagi orang untuk menyayangi jiwa-jiwa! Rasul Paulus merespons panggilan Tuhan untuk melayani jiwa-jiwa! Rasul Paulus merespons panggian Tuhan untuk melayani jiwa-jiwa dan menjadi hamba dari semua orang. "Sungguhpun saya bebas terhadap semua orang, saya menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya saya boleh memenangkan sebanyak mungkin orang." (1 Korintus 9:19), dan bertekad "...jika saya harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah." (Filipi 1:22a). Salah satu buah yang dihasilkan yakni buah jiwa-jiwa! "...sama ibarat Anak Manusia tiba bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk mengatakan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:28), kita pun dipanggil untuk melayani jiwa-jiwa!
Gembalakanlah kawanan domba, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela!
Baca: 1 Korintus 9:15-23
"Segala sesuatu ini saya lakukan alasannya yakni Injil, supaya saya menerima bab dalamnya." 1 Korintus 9:23
Dengan segala tipu dayanya Iblis terus berjalan keliling ibarat singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang sanggup ditelannya (baca 1 Petrus 5:8), dengan mengatakan segala kenikmatan dan kemewahan dunia ini supaya insan kian terlena dengan hal-hal yang duniawi, sehingga tujuannya untuk menyesatkan jiwa-jiwa tercapai. Melihat jiwa-jiwa yang terhilang dan sedang berjalan menuju kepada kebinasaan, akankah kita bersikap masa bodoh? Jika Tuhan begitu menyayangi dan memperdulikan jiwa-jiwa yang terhilang (orang berdosa), masakan kita tidak punya hati yang terbeban bagi mereka?
Kebanyakan orang tidak mengerti betapa pentingnya jiwa-jiwa bagi Tuhan, sehingga mereka bersikap ibarat orang-orang Farisi dan andal Taurat yang bersungut-sungut dikala melihat Tuhan Yesus makan bantu-membantu dengan orang berdosa (baca Lukas 15:2). Ketika ada jemaat Tuhan yang mulai undur dari persekutuan, dikala melihat orang-orang di sekitar hidup dalam dosa, banyak dari kita termasuk para pelayan Tuhan justru bersikap acuh, dan tidak sedikit yang menghakimi. Kita tidak berbuat sesuatu biar mereka sanggup kembali kepada Tuhan dan diselamatkan. Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan kita dipanggil untuk melaksanakan sebuah kiprah yang mulia yaitu menjangkau jiwa-jiwa yang terhilang.
Untuk sanggup mengerjakan panggilan Tuhan ini kuncinya adalah 'hati hamba'. Tanpa mempunyai hati hamba tak gampang bagi orang untuk menyayangi jiwa-jiwa! Rasul Paulus merespons panggilan Tuhan untuk melayani jiwa-jiwa! Rasul Paulus merespons panggian Tuhan untuk melayani jiwa-jiwa dan menjadi hamba dari semua orang. "Sungguhpun saya bebas terhadap semua orang, saya menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya saya boleh memenangkan sebanyak mungkin orang." (1 Korintus 9:19), dan bertekad "...jika saya harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah." (Filipi 1:22a). Salah satu buah yang dihasilkan yakni buah jiwa-jiwa! "...sama ibarat Anak Manusia tiba bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk mengatakan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:28), kita pun dipanggil untuk melayani jiwa-jiwa!
Gembalakanlah kawanan domba, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela!