Orang Percaya Sebagai Mahir Waris (1)
Disadur dari , edisi 7 Agustus 2017
Baca: Galatia 4:1-11
"Jadi kau bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kau anak, maka kau juga yaitu ahli-ahli waris, oleh Allah." Galatia 4:7
Satu kasus yang acapkali menjadi biang permasalahan atau sumber konflik, perpecahan, sengketa di dalam sebuah keluarga yaitu duduk kasus warisan. Bahkan ada orang yang hingga tega membunuh saudara kandungnya hanya alasannya yaitu mengincar warisan. Warisan yaitu harta peninggalan yang ditinggalkan pewaris kepada hebat waris. Sesungguhnya warisan yaitu sesuatu yang baik, alasannya yaitu apa yang orangtua miliki diturunkan kepada anak-anaknya, sehingga anak-anaknya mendapatkan berkat dari orangtuanya. Namun ada banyak orang yang hidupnya hanya menanti dan mengandalkan warisan orangtua, sehingga warisan yang bekerjsama yaitu sesuatu yang baik jadinya menjadi sumber musibah di dalam keluarga. Letak persoalannya bukan pada warisan itu, tetapi pada teladan pikir yang hanya memikirkan warisan, bahkan hingga menimbulkan sifat serakah.
Warisan yang sejati bukanlah hanya harta yang berafiliasi dengan kebendaan, warisan yang sejati yaitu bagaimana orangtua mewariskan kepercayaan kepada anak-anaknya. "Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya," (Amsal 13:22). Warisan yang sejati yaitu bagaimana orangtua menanamkan prinsip-prinsip kebenaran firman Tuhan sehingga bawah umur sanggup tumbuh dan bermetamorfosis pribadi-pribadi yang takut akan Tuhan, sebagaimana yang disampaikan Musa: "Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun...supaya panjang umurmu dan umur anak-anakmu di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepada mereka, selama ada langit di atas bumi." (Ulangan 11:19, 21).
Di dalam bacaan hari ini dijelaskan bahwa hidup orang Katolik yaitu hidup yang terbebas dari perhambaan. Ini terjadi alasannya yaitu Kristus telah mengorbankan nyawa-Nya di atas kayu salib bagi kita. "Ia (Kristus - Red) diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada aturan Taurat, agar kita diterima menjadi anak." (Galatia 4:5). Kaprikornus alasannya yaitu status kita bukan lagi hamba, melainkan diangkat sebagai anak, maka kita yaitu orang-orang yang berhak mendapatkan warisan dari Bapa alasannya yaitu kita yaitu ahli-ahli waris (ayat nas). (Bersambung)
Baca: Galatia 4:1-11
"Jadi kau bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kau anak, maka kau juga yaitu ahli-ahli waris, oleh Allah." Galatia 4:7
Satu kasus yang acapkali menjadi biang permasalahan atau sumber konflik, perpecahan, sengketa di dalam sebuah keluarga yaitu duduk kasus warisan. Bahkan ada orang yang hingga tega membunuh saudara kandungnya hanya alasannya yaitu mengincar warisan. Warisan yaitu harta peninggalan yang ditinggalkan pewaris kepada hebat waris. Sesungguhnya warisan yaitu sesuatu yang baik, alasannya yaitu apa yang orangtua miliki diturunkan kepada anak-anaknya, sehingga anak-anaknya mendapatkan berkat dari orangtuanya. Namun ada banyak orang yang hidupnya hanya menanti dan mengandalkan warisan orangtua, sehingga warisan yang bekerjsama yaitu sesuatu yang baik jadinya menjadi sumber musibah di dalam keluarga. Letak persoalannya bukan pada warisan itu, tetapi pada teladan pikir yang hanya memikirkan warisan, bahkan hingga menimbulkan sifat serakah.
Warisan yang sejati bukanlah hanya harta yang berafiliasi dengan kebendaan, warisan yang sejati yaitu bagaimana orangtua mewariskan kepercayaan kepada anak-anaknya. "Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya," (Amsal 13:22). Warisan yang sejati yaitu bagaimana orangtua menanamkan prinsip-prinsip kebenaran firman Tuhan sehingga bawah umur sanggup tumbuh dan bermetamorfosis pribadi-pribadi yang takut akan Tuhan, sebagaimana yang disampaikan Musa: "Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun...supaya panjang umurmu dan umur anak-anakmu di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepada mereka, selama ada langit di atas bumi." (Ulangan 11:19, 21).
Di dalam bacaan hari ini dijelaskan bahwa hidup orang Katolik yaitu hidup yang terbebas dari perhambaan. Ini terjadi alasannya yaitu Kristus telah mengorbankan nyawa-Nya di atas kayu salib bagi kita. "Ia (Kristus - Red) diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada aturan Taurat, agar kita diterima menjadi anak." (Galatia 4:5). Kaprikornus alasannya yaitu status kita bukan lagi hamba, melainkan diangkat sebagai anak, maka kita yaitu orang-orang yang berhak mendapatkan warisan dari Bapa alasannya yaitu kita yaitu ahli-ahli waris (ayat nas). (Bersambung)