Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati (1)

Disadur dari , edisi 23 Juli 2017

Baca:  Lukas 21:34-38

"Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kau beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kau tahan bangun di hadapan Anak Manusia."  Lukas 21:36

Ada kalimat bijak yang menyampaikan bahwa mencegah lebih baik dari pada mengobati, yang sanggup diartikan melaksanakan pencegahan atau berjaga-jaga terlebih dahulu untuk mengantisipasi atau menghindari kemungkinan yang lebih jelek terjadi.  Prinsip ini sanggup diterapkan di segala bidang kehidupan, bukan hanya berkenaan dengan sakit-penyakit yang datangnya tidak terduga dan sewaktu-waktu sanggup menyerang semua manusia.  Solusinya yaitu melaksanakan pencegahan.  Jangan hingga ketika  'musuh'  tiba kita gres sibuk mencari senjata untuk melawan.  Terlambat sedikit, fatal akibatnya!

     Dalam hidup ini pun yaitu lebih baik berjaga-jaga atau mempersiapkan segala sesuatu sebaik mungkin daripada harus melaksanakan perbaikan atas kegagalan-kegagalan yang telah terjadi, yang tentunya akan lebih sulit.  Tuhan Yesus pun telah memperingatkan kita untuk selalu berjaga-jaga sambil berdoa semoga kita tidak jatuh ke dalam pencobaan  (baca  Matius 26:41).  Mengapa kita harus berjaga-jaga?  Karena  "...Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama ibarat singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang sanggup ditelannya."  (1 Petrus 5:8).  Iblis selalu mencari celah dan memanfaatkan kelengahan kita.  Jika kita tidak berjaga-jaga sambil berdoa, kita akan menjadi target empuknya!  Dunia ini penuh dengan godaan dan pencobaan  (keinginan daging, cita-cita mata serta keangkuhan hidup - 1 Yohanes 2:16).  Jika iktikad tidak teguh kita akan gampang terbawa arus yang ada.  "Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus."  (Ibrani 2:1).

     Rasul Paulus menasihati,  "Marilah kita hidup dengan sopan, ibarat pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati."  (Roma 13:13).  Mengapa?  Karena  "...kamu semua yaitu belum dewasa terperinci dan belum dewasa siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu sepakat jangan kita tidur ibarat orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar."  (1 Tesalonika 5:5-6).  Sebagai belum dewasa terperinci kita harus menjaga diri supaya tidak larut dalam pesta pora dan kemabukan!  (Bersambung)