Menolak Perahu Keselamatan (1)
Disadur dari , edisi 15 Agustus 2017
Baca: Lukas 17:20-37
"Dan sama ibarat terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia:" Lukas 17:26
Jauh sebelum air bah melanda bumi bekerjsama Bapa telah mempersiapkan 'bahtera' keselamatan bagi umat manusia, di mana Ia mengutus Nuh untuk menciptakan perahu dengan ukuran dan bentuk yang telah direncanakan-Nya. Nuh pun merespons panggilan Bapa dan taat melaksanakan segala sesuatu ibarat yang diperintahkan Bapa kepadanya (baca Kejadian 6:13-22). Demikian juga jelang kedatangan Kristus untuk yang kedua kalinya di mana akan terjadi penghukuman dan keadilan, Bapa jauh sebelumnya telah mempersiapkan suatu 'bangunan' yang merupakan suatu 'bahtera keselamatan' bagi umat insan yang mau bertobat dan percaya kepada-Nya. Bangunan yang merupakan 'bahtera keselamatan' itu dibangun di atas 'batu penjuru' adalah Yesus Kristus. "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah watu yang terpilih, sebuah watu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan. Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: 'Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi watu penjuru, juga telah menjadi watu sentuhan dan suatu watu sandungan.' Mereka tersandung padanya, alasannya mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan." (1 Petrus 2:6-8).
Ironisnya umat insan banyak yang menolak 'bahtera keselamatan' yang Bapa telah sediakan. Keadaan ini sama ibarat di zaman Nuh, Tuhan bukan hanya berniat untuk menyelamatkan Nuh dan keluarganya saja, tetapi juga orang-orang yang mau masuk ke dalam bahtera, tetapi mereka menolak dan tidak mau taat. Orang-orang di zaman Nuh sibuk dengan urusan makan dan minum, kawin dan mengawinkan sehingga mereka tidak lagi memperdulikan keselamatan, "...sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, kemudian datanglah air bah dan membinasakan mereka semua." (Lukas 17:27).
Bibel menyatakan bahwa Nuh disebut pemberita kebenaran (baca 2 Petrus 2:5). Artinya pada waktu menciptakan perahu Nuh juga berusaha mengajak orang-orang untuk turut ambil bab dalam proyek 'bahtera keselamatan' itu, memberitakan kebenaran dan menyerukan pertobatan, tapi semua orang menolaknya mentah-mentah. (Bersambung)
Baca: Lukas 17:20-37
"Dan sama ibarat terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia:" Lukas 17:26
Jauh sebelum air bah melanda bumi bekerjsama Bapa telah mempersiapkan 'bahtera' keselamatan bagi umat manusia, di mana Ia mengutus Nuh untuk menciptakan perahu dengan ukuran dan bentuk yang telah direncanakan-Nya. Nuh pun merespons panggilan Bapa dan taat melaksanakan segala sesuatu ibarat yang diperintahkan Bapa kepadanya (baca Kejadian 6:13-22). Demikian juga jelang kedatangan Kristus untuk yang kedua kalinya di mana akan terjadi penghukuman dan keadilan, Bapa jauh sebelumnya telah mempersiapkan suatu 'bangunan' yang merupakan suatu 'bahtera keselamatan' bagi umat insan yang mau bertobat dan percaya kepada-Nya. Bangunan yang merupakan 'bahtera keselamatan' itu dibangun di atas 'batu penjuru' adalah Yesus Kristus. "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah watu yang terpilih, sebuah watu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan. Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: 'Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi watu penjuru, juga telah menjadi watu sentuhan dan suatu watu sandungan.' Mereka tersandung padanya, alasannya mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan." (1 Petrus 2:6-8).
Ironisnya umat insan banyak yang menolak 'bahtera keselamatan' yang Bapa telah sediakan. Keadaan ini sama ibarat di zaman Nuh, Tuhan bukan hanya berniat untuk menyelamatkan Nuh dan keluarganya saja, tetapi juga orang-orang yang mau masuk ke dalam bahtera, tetapi mereka menolak dan tidak mau taat. Orang-orang di zaman Nuh sibuk dengan urusan makan dan minum, kawin dan mengawinkan sehingga mereka tidak lagi memperdulikan keselamatan, "...sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, kemudian datanglah air bah dan membinasakan mereka semua." (Lukas 17:27).
Bibel menyatakan bahwa Nuh disebut pemberita kebenaran (baca 2 Petrus 2:5). Artinya pada waktu menciptakan perahu Nuh juga berusaha mengajak orang-orang untuk turut ambil bab dalam proyek 'bahtera keselamatan' itu, memberitakan kebenaran dan menyerukan pertobatan, tapi semua orang menolaknya mentah-mentah. (Bersambung)