Menolak Perahu Keselamatan (2)

Disadur dari , edisi 16 Agustus 2017

Baca:  Matius 24:37-44

"Sebab itu, hendaklah kau juga siap sedia, lantaran Anak Manusia tiba pada ketika yang tidak kau duga."  Matius 24:44

Sesungguhnya, Tuhan dengan sangat sabar menunggu mereka untuk bertobat, meski berkali-kali diperingatkan akan datangnya air bah, tapi mereka tetap mengeraskan hati.  Ada tertulis,  "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, lantaran Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat."  (2 Petrus 3:9).  Karena menolak terlibat dalam proyek keselamatan bersama Nuh dan menolak gosip keselamatan yang disampaikan Nuh, karenanya mereka harus mengalami kebinasaan karam dalam air bah.

     Kebinasaan itu yaitu pilihan hidup mereka sendiri.  Berbeda dengan Nuh sekeluarga, yang diselamatkan lantaran kesetiaan dan ketaatannya mengerjakan panggilan Tuhan untuk mempersiapkan perahu itu.  Bahtera yaitu jalan keselamatan supaya keluarga Nuh dan semua orang yang masuk ke dalam perahu tersebut terluput dari malapetaka.  Bahtera itu yaitu kasih karunia Tuhan bagi insan di zaman itu, namun semua orang menolak apa yang baik yang Tuhan sediakan, kecuali Nuh.  Fakta mengenai cerita Nuh dan orang-orang sezamannya ini menjadi sebuah pelajaran berharga bagi kita orang percaya.  Itulah sebabnya Tuhan Yesus menyebut-nyebut Nuh dalam pengajaran-Nya, lantaran contoh hidup insan di kiamat ini tidak jauh berbeda dengan insan pada zaman Nuh, yang tidak lagi memperdulikan keselamatan jiwanya.  "Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, hingga kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu tiba dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia."  (Matius 24:38-39).

     Selagi ada waktu dan kesempatan marilah kita terus memperbaiki diri dan bertobat.  Keselamatan baka atau kebinasaan baka yaitu akhir pilihan dan juga keputusan-keputusan yang kita ambil ketika menjalani hidup ketika ini.

Pemazmur berkata,  "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."  Mazmur 90:12